5. Aspek seni, kemampuan anak mengeksplorasi kemampuan diri melalui seni, baik itu seni rupa, seni musik, seni tari, serta cabang seni lain.
6. Nilai agama dan moral, meliputi pengenalan nilai-nilai agama dianut, mengajarkan ibadah, pembekalan sikap keseharian anak, seperti berlaku sopan, tanggung jawab, jujur, menghormati orang lain, bersikap sportif, dan lain sebagainya.
3. Tidak ada unsur paksaan
Enam aspek tersebut sudah mencakup nilai akademik dan non akademik. Sehingga penting untuk menstimulasi semua perkembangannya.
Alasan lain, kenyataannya setiap anak memiliki perkembangan berbeda-beda. Jadi, jika guru hanya fokus untuk mengembangkan nilai akademik (calistung), maka yang terjadi adalah ketidakseimbangan antara 6 aspek perkembangan anak.
Itu berarti guru hanya mengembangkan sebagian kecil dari aspek kognitif saja, sementara aspek lain cenderung diabaikan. Dampaknya, dikhawatirkan anak akan mengalami mental hectic (merasa tertekan karena terlalu dituntut, bingung, cemas, dan takut), yang akan berdampak secara berkelanjutan..
Namun, apabila ada yang sudah mampu belajar calistung pada usia dini, itu merupakan pencapaian yang luar biasa dan tidak mengapa diajarkan. Dengan catatan, tidak ada unsur paksaan karena ekspektasi dari orangtua yang berlebihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.