KOMPAS.com - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dan mendorong hadirnya era baru, era industri 4.0.
Perkembangan ini tidak saja mengubah wajah industri kita, namun sekaligus turut mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, meliputi; digital economy, big data, robotic, hingga artificial intelligence (AI).
Persoalan ini mengemuka dalam Kuliah Perdana (Inaugural Lecture) 2018 Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul). Tidak kurang dari 1.276 mahasiswa baru Prasmul diajak untuk melakukan langkah nyata dalam menghadapi berbagai perkembangan tersebut.
Jusuf Wanandi Wakil Ketua Pembina Yayasan Prasmul menjelaskan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut membawa beragam peluang serta tantangan baru yang harus siap dihadapi.
“Pengusaha muda sangat berpeluang meraih kesempatan bisnis di era 4.0, terutama pada sektor-sektor berbasis teknologi digital. Pengusaha muda bertalenta, kreatif dan inovatif akan diuntungkan gelombang revolusi industri keempat ini,” jelas Jusuf.
Untuk itulah Prasmul mengedepankan kolaborasi sains, teknologi dan kewirausahaan mewujudkan era Indonesia 4.0, tambah Jusuf.
Baca juga: Begini Cara Menjaga Laut Kita ala Mahasiswa Prasmul
Hal ini sejalan dengan pemerintah Indonesia yang melalui Kementerian Perindustrian telah menyusun inisiatif “Making Indonesia 4.0”. Program ini bertujuan mengimplementasikan strategi dan "Peta Jalan Industri 4.0 di Indonesia".
Peta Jalan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintah, asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan pendidikan.
Pengembangan sumber daya manusia berkualitas juga menjadi isu utama yang harus dipersiapkan menghadapi era baru ini.
Kepada Kompas.com Ariya Hidayat Developer Senior Indonesia yang kini berkarir di Silicon Valley menjelaskan, memiliki kemampuan dan keahlian saja tidak cukup untuk bersaing di tengah perubahan dan perkembangan teknologi.