Seiring pertumbuhan literasi baca ini, kini TBM telah beralih fungsi tidak sekadar menjadi tempat penyimpanan buku saja. TBM kini telah ikut bertransformasi menjadi pusat layanan masyarakat dalam mengembangkan 6 literasi dasar lainnya seperti; kemampuan baca-tulis-berhitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keuangan, budaya, dan kewarganegaraan.
Kekuatiran kehadiran teknologi dan karakter generasi milenial tidak menyurutkan optimisme akan tumbuhnya literasi baca di Indonesia.
Selama ini, tambah Suwandi, Gramedia telah mengeluarkan judul-judul buku baru dalam bentuk cetak maupun digital. "Buku digital tidak akan membunuh keberadaan buku cetak. Justru keberadaanya akan saling melengkapi," tegas Suwandi.
Dibutuhkan inovasi dari pihak penerbit untuk melakukan terobosan dalam menghadapi era informasi saat ini. "Saat ini kami tidak lagi hanya mencari penulis dari naskah yang dikirim namun juga melalui media sosial. Harapannya buku yang dihasilkan tidak hanya sukses secara cetak namun juga digital," jelas Adityo.
Terobosan lain yang dilakukan Gramedia adalah melalui "Digital Library". Melalui platform perpustakaan digital ini masyarakan dapat dengan mudah mengakses ribuan buku berkualitas dengan menggunakan teknologi yang ada.
"Selain Jakarta, saat ini sudah banyak permintaan pemerintah daerah untuk membuat Digital Library ini," tambah Adityo.
Lebih jauh Suwandi berharap melalui kolaborasi para penggiat literasi ini akan memberi dorongan yang luar biasa bagi kemajuan sumber daya manusia Indonesia.
"Hal ini sejalan dengan semangat Gramedia Group untuk menghidupi semangat mencerdaskan bangsa, semangat mencari ilmu untuk mengalahkan kepicikan diri sendiri dan mengatasi keterbelakangan pengetahuan," tutup Suwandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.