KOMPAS.com - Berbeda dengan kawannya di SMK, siswa SMA identik dengan raihan prestasi akademik dan mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Jiwa kerja dan wirausaha seolah hanya menjadi milik pendidikan vokasi di SMK.
Namun kini, pemikiran itu hanya tinggal menjadi kenangan. Mengejar 'mantan menawan' dunia pendidikan tinggi kini juga dibarengi dengan tumbuhnya semangat entrepreneurship untuk mampu mandiri dari sisi finansial.
Tidak hanya itu, mereka pun mengembangkan wirausaha yang berdampak positif baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar. Bahasa kekinian menurut mereka: socio-entrepreneurship dan eco-entrepreneurship.
Hal inilah yang tergambar dalam gelaran Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2018 yang diadakan di Yogyakarta, 1-6 Oktober 2018.
Melalui program ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Kemendikbud) memberi kesempatan pada generasi milenial, khususnya siswa SMA, untuk mendapatkan pembinaan menjadi entreprenuer yang mampu bersaing secara global.
Baca juga: Mendikbud: Kita Memiliki Peluang Besar di Industri Kreatif
Selain kompetisi wirausaha, FIKSI 2018 juga memberikan kesempatan pada peserta untuk melakukan pameran produk inovasi yang telah mereka hasilkan. Acara pameran ini mendapat apresiasi positif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang turut hadir dan memberi dukungan.
Antusiasme warga Yogyakarta yang hadir, sebagian besar pelajar, turut menambah antusiasme siswa dalam 'menularkan' semangat inovasi dan kewirausahaan.
Salah satu semangat wirausaha ditunjukan Seviola Angely, siswa SMAN 1 Kendal yang hadir dengan "Exploding Boxola", produk daur ulang kertas dengan sentuhan handlattering atau tulisan indah.
Sevi memberi tagline produknya ini sebagai: Inovasi Produk Kekinian Berupa Box Kenangan. "Agar memiliki nilai tambah, saya memberikan sentuhan tulisan tangan indah yang personal pada produk daur ulang ini," cerita Sevi.
Bersekolah di SMA tidak menyurutkan niatnya untuk menekuni bisnis ini. "Setiap hari selama 1-2 jam saya sempatkan untuk mengerjakan pesanan," tambah Sevi.
Kisah tentang 'mantan' juga disampaikan Muhammad Naufal, pemilik usaha rintisan "BidanBan" dan siswa kelas SMAN 2 Wonosobo.
Seperti generasi milenial lain, ia menyematkan tagline menarik untuk produk daur ulang ban bekas miliknya: BidanBan, Sang Mantan yang Kini Menawan. Jika umumnya ban bekas banyak diolah menjadi pot tanaman atau anyaman kursi, ditangan Naufal ban bekas merubah tampil menawan menjadi akuarium dan juga terarium.
"Anak SMA tidak selalu soal pelajaran Mas. Asalkan ada kemauan dan kreatif anak SMA tidak kalah dengan SMK dalam berwirausaha," kata Naufal kepada Kompas.com
Banyak inovasi wirausaha yang diciptakan para siswa SMA ini berangkat dari permasalahan yang ada di sekitarnya. Salah satunya O'Fish, produk bahan bakar alternatif dari tulang ikan hasil kreasi siswa SMAN 4 Denpasar Bali.
Desak Made dari jurusan IPA dan Fariz dari Aditya dari jurusan IPS berkolaborasi melakukan inovasi produk biodisel dari limbah industri kulit ikan yang mulai mencemari hutan bakau Benoa Bali.
Tidak main-main, dibantu Universitas Udayana Bali, Desak Made dan Fariz tengah mengupayakan produknya ini mendapat pengakuan dan ijin resmi dari Secufindo.
Keprihatinan akan mahalnya alat pendeteksi air bersih mendorong Juan dan Febrinda dari SMAN 2 Merauke Papua untuk menciptakan alat pendeteksi air bersih 'tandingan' yang lebih murah dari harga pasar.
"Alat sejenis di pasaran masih sangat mahal Kak, mencapai 400 ribu lebih. Itupun hanya menunjukan angka-angka yang sulit dimengerti orang awam. Alat ini tidak mencapai harga 200 ribu. Kelebihannya, kami telah melakukan kalibrasi (penyesuaian) sehingga akan muncul notifikasi layak atau tidak minum sehingga sangat mudah dipahami," jelas Juan.
Kasubdit Peserta Didik Juandanilsyah kepada Kompas.com mengharapkan acara FIKSI ini dapat menjadi 'efek domino' nantinya. "Diharapkan para peserta nantinya dapat membagikan pengalaman dan ilmu yang mereka dapatkan kepada teman-teman lain sekembalinya mereka dari acara ini," harap Juanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.