3 Profesi Ini Tidak Akan Membuat Generasi Milenial jadi Pengangguran

Kompas.com - 04/10/2018, 20:19 WIB
Josephus Primus,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia telah menetapkan Peta Jalan Revolusi Industri 4.0 pada awal April 2018. Peta jalan berikut strategi pelaksanaan tersebut membidik ambisi besar: menjadikan Indonesia posisi 10 besar kekuatan ekonomi dunia.

Andai tak ada aral melintang, target Revolusi Industri 4.0 bakal terwujud 2030. Modal merealisasikan Revolusi Industri 4.0 sedikitnya ada tiga. "Perkembangan infrastruktur, besarnya jumlah penduduk, dan kualitas sumber daya manusia," jelas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sebuah kesempatan jumpa para penanam modal di Jakarta.

Data dari laman kemenperin.go.id menunjukkan kebutuhan tenaga kerja sektor teknologi digital 2030 mencapai 17 juta orang. Jumlah ini diharapkan dapat terpenuhi mulai dari sekarang.

Jadi milik generasi milenial

Sudah barang tentu, mereka yang bakal memenuhi kebutuhan tersebut adalah generasi milenial saat ini.  

Pemerintah pun memberikan bekal pendidikan formal, nonformal, dan informal yang relevan bagi enerasi milenial yang kini sedang menempuh pendidikan tinggi. "Empowering human talent adalah kunci kemajuan Indonesia," imbuh Airlangga.

Laman kornferry.com saat meluncurkan hasil riset per Mei 2018 bertajuk "Talent Crunch" memberi alasan pentingnya menyiapkan tenaga-tenaga potensial dari kalangan milenial demi menjawab kebutuhan 2030 tersebut.

Baca juga: 4 Tips Menentukan Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Riset itu menunjukkan bila Indonesia gagal memenuhi kebutuhan tenaga ahli bidang teknologi informasi, akan ada potensi kehilangan pendapatan hingga lebih dari 442 miliar dollar AS.

Riset yang melibatkan 20 negara termasuk Indonesia ini juga menunjukkan langkanya tenaga ahli di bidang teknologi informasi pada 2030 bakal membuat seluruh dunia tak bisa meraih pendapatan 8,42 triliun dollar AS.

Total pada 2030, menurut riset itu, dunia membutuhkan 85,2 juta tenaga ahli bidang teknologi industri.

3 profesi paling dibutuhkan

Secara lebih rinci, seturut data yang dikumpulkan Kompas.com, ternyata ada tiga profesi yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan pekerjaan pada 2030.

Ketiga profesi itu berkaitan langsung dengan keahlian di bidang teknologi informasi.

1. Ahli kecerdasan buatan

Ahli di bidang ini, tulis laman CNN.com makin dibutuhkan. Pasalnya, AI adalah salah satu bidang informasi teknologi yang paling cepat berkembang dan beradaptasi dengan berbagai industri.

Profesi ahli AI adalah membuat tiruan tanggapan kognitif manusia dalam berinteraksi. Ahli AI juga bertugas membuat sistem agar dapat menyelesaikan masalah berdasarkan isyarat, lingkungan, dan perilaku pengguna.

Saking pentingnya profesi ahli AI, laman money.cnn.com, pada awal September 2018, memberitakan Pentagon, Kementerian Pertahanan AS, menanamkan investasi hingga 2 miliar dollar AS untuk pembuatan sistem AI. 

2. Pakar pengelolaan data

Profesi kedua adalah adalah pakar pengelolaan data. Ahli di bidang ini mesti mempunyai kemampuan mengelola data demi memenangi persaingan bisnis yang makin kencang.

Secara ringkas ahli di bidang ini mesti lihai dalam membuat program, analisa data, hingga mengkomunikasikan pentingnya memiliki banyak data untuk menghasilkan sekaligus menyebarluaskan produk-produk kepada banyak lapisan masyarakat.

3. Start up valuator

Ketiga adalah profesi start up valuator. Laman id.techinasia.com dalam catatannya memuat istilah valuasi, khususnya pada perusahaan rintisan berbasis teknologi informasi atau yang dikenal start up.

Valuasi adalah nilai ekonomi dari sebuah bisnis. Apabila sebuah perusahaan mempunyai valuasi Rp 1 triliun, siapa pun yang ingin mengakuisisi penuh perusahaan tersebut harus mempersiapkan uang minimal Rp 1 triliun. Angka valuasi ini biasanya dijadikan acuan mengukur besar potensi bisnis sebuah perusahaan.

Nah, pekerjaan start up valuator adalah pekerjaan yang di dalamnya termaktub kemampuan menakar sekaligus mengukur nilai ekonomi perusahaan dimaksud. Dipastikan, tantangan pada pekerjaan ini menarik karena ahli di bidang ini terus-menerus berkenalan dan mendalami perubahan ekonomi yang berlangsung.

Tentu saja, pada akhirnya, baik start up valuator, maupun dua profesi yang sudah disebutkan di atas memberikan iming-iming pendapatan terbilang memuaskan. Laman algorit.ma, per Januari 2018 menunjukkan, gaji paling rendah per bulan untuk profesi-profesi tersebut adalah Rp 25 juta. Bagimana, tertarik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau