Kompetensi Guru PAUD Indonesia Raih Penghargaan UNESCO

Kompas.com - 11/10/2018, 20:54 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia menerima penghargaan internasional dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atas kinerja pemerintah di bidang peningkatan kompetensi guru.

Penghargaan UNESCO-Hamdan bin Rashid Al-Maktoum Prize diberikan untuk program Pendidikan dan Pelatihan Berjenjang bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Dilansir dari rilis Kemendikbud, Penghargaan diserahkan Menteri Pendidikan Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Rashid bin Hamdan bin Rashid Al Maktoum, didampingi Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, (5/10/2018) UNESCO House, Paris, Perancis, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Guru Sedunia Tahun 2018.

Penghargaan guru PAUD Indonesia

 

Pada acara penganugerahan Hamdan Prize ini, Indonesia diwakili oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kemendikbud, Abdoellah. Hadir juga dalam acara ini Duta Besar/Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan.

Baca juga: Hadiri AKSI 2018, Presiden Jokowi Minta Hal Ini kepada Siswa Indonesia

Direktur Pembinaan Guru PAUD Dikmas mengungkapkan terima kasih dan rasa bangganya atas penghargaan Hamdan Prize yang baru saja diterima. Penghargaan tersebut merupakan pengakuan internasional atas kerja keras pemerintah bersama para mitra dalam menyiapkan guru-guru PAUD yang mampu mendidik anak Indonesia mencapai kemampuan optimalnya.

"Penghargaan ini juga mengingatkan kami untuk terus menyempurnakan program diklat, memperluas aksesnya, dan melibatkan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaanya. Penghargaan ini kami persembahkan bagi seluruh guru PAUD di Indonesia, merekalah pemenang yang sejati," disampaikan Abdoellah usai menerima penghargaan di Paris.

Meningkatkan kompetensi guru

Dua nominasi lain yang juga memperoleh penghargaan serupa adalah Center for Mathematics of University of Chile (Chile), dan Fast Track Transformational Teacher Training Program yang diimplementasikan di Ghana (Inggris). Ketiga pemenang berhak atas pendanaan sebesar USD 100.000 untuk pengembangan masing-masing program lebih lanjut.

Program Diklat Berjenjang mulai dikembangkan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud sejak tahun 2010. Program ini berfokus pada pengembangan dan peningkatan kompetensi guru pada pendidikan anak usia dini (PAUD), khususnya pada daerah-daerah terpencil di Indonesia melalui pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) setempat.

Program ini membantu memenuhi kebutuhan Indonesia akan guru yang terampil, khususnya dalam menciptakan lingkungan belajar yang menstimulan perkembangan anak usia dini. Melalui program diklat ini, Ditjen GTK mengidentifikasi pelatih guru potensial, untuk kemudian memberikan panduan langkah demi langkah dalam pengembangan pembelajaran anak usia dini.

Mendorong profesionalisme guru

Program diklat berjenjang berhasil ditetapkan sebagai salah satu dari tiga penerima penghargaan Hamdan Prize mengalahkan 150 nominasi lainnya dari berbagai negara anggota UNESCO.

Tim penilai terdiri dari lima orang juri independen yang merupakan pakar pendidikan bereputasi internasional.

Sebelumnya, pada lokakarya nasional menyambut Hari Guru Internasional, di Jakarta (2/10), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa Pemerintah terus berupaya meningkatkan harkat dan martabat guru.

Peningkatan kesejahteraan sejalan dengan upaya pemerintah mendorong profesionalisme guru di Indonesia yang berjumlah lebih dari 3 juta orang guru. "Saat ini kita sedang berusaha keras menjadikan guru sebagai pekerjaan profesional. Sehingga tidak sembarang orang menangani pekerjaan guru," tutur Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau