Guru Besar UGM: 75-375 Juta Manusia Terancam Alih Profesi di Era 4.0

Kompas.com - 17/10/2018, 22:58 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - "65 persen manusia sekarang tidak mengetahui nantinya memiliki profesi seperti apa. Di sisi lain, 75-375 juta manusia di dunia juga terancam beralih profesi di era Revolusi Industri RI 4.0,” tutur Prof. Catur Sugiyanto Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM).

Hal ini disampaikan dalam seminar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM ini mengangkat tema "Peran Akademisi dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0".

Masa hidup perusahaan makin pendek

DIlansir dari laman resmi UGM, tema ini diangkat, menurut Ahmad Rayhan, ketua panitia seminar, disebabkan perkembangan industri yang sudah demikian pesat. Sementara akademisi posisinya semakin tersingkir karena tidak banyak yang bisa memanfaatkannya.

Baca juga: Blunder Paradigma Menghadapi Era Industri 4.0

 

“Oleh karena itu, penting bagi akademisi untuk menyikapi tantangan ini sekarang,” ujarnya.

Acara terbagi dalam 2 sesi, yakni seminar nasional dan pemaparan naskah paper terpilih yang nantinya akan diterbitkan. Catur menjadi salah satu pembicara seminar bersama dengan I Made Andi Arsana, Kepala Kantor Urusan Internasional UGM. Selain itu, dalam seminar juga dihadirkan pembicara lain, yakni Herry Abdul Aziz, Staf Ahli Kominfo Bidang Teknologi.

Catur menyoroti masalah semakin tersingkirnya posisi manusia dalam industri karena RI 4.0 ini. Masa hidup perusahaan semakin pendek, kebanyakan lebih dahulu mati atau digantikan usaha baru.

Penggunaan mesin lebih menguntungkan

Seminar Nasional dan Call for Papers Revolusi Industri 4.0 pada Sabtu (13/10/2018) di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM.Dok. UGM Seminar Nasional dan Call for Papers Revolusi Industri 4.0 pada Sabtu (13/10/2018) di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM.

 

Akibatnya, seperti yang dinyatakan Catur di awal maka tenaga kerja juga harus siap berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.

Made menambahkan, hal ini disebabkan karena karakteristik era RI 4.0, yakni big data, internet of things, cloud computing, dan cognitive computing. Semua karakteristik tersebut bermuara pada terciptanya cyber physical system atau yang dikenal sebagai robotisasi yang mulai banyak digunakan di Industri.

“Banyak pekerjaan manusia mulai digantikan dengan mesin. Tenaga manusia menjadi komoditas sekunder karena penggunaan mesin lebih menguntungkan,” ucapnya.

Tujuan pendidikan: keterbukaan pikiran

Menurut Made, jika sudah sampai ke tahap ini, manusialah yang perlu melakukan adaptasi. Hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan skill terhadap teknologi itu sendiri.

“Jadi kita harus belajar lagi, skill tidak terbatas bidang. Orang sosial bisa saja lebih paham teknologi daripada orang teknik” sebutnya.

Made menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah keterbukaan pikiran. Ia berpesan untuk memegang satu hal dalam era ini. “Hal yang perlu dipertahankan adalah nilai, bukan tradisi. Tidak masalah ruang dan waktu sudah berubah, tapi esensi harus tetap,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Edu
Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Edu
SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

Edu
Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau