Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Indonesia 4.0 dan Membangun Budaya Penelitian Generasi Milenial

Kompas.com - 19/10/2018, 13:42 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Potensi dan prestasi peneliti remaja kita

Padahal, bakat dan prestasi siswa Indonesia di bidang penelitian sangatlah hebat, membanggakan dan penuh dengan harapan.

"Pada beberapa tahun terakhir ini juga, kita telah membuktikan karya-karya terbaik anak-anak Indonesia mampu berbicara di ajang sekelas INTEL-ISEF di Amerika. Sebuah perhelatan pameran dan lomba peneliltian terbesar di dunia diikuti oleh lebih dari 1500 karya ilmiah remaja yang datang dari lebih 100 negara," katanya lebih lanjut.

Beberapa diantaranya ada yang pernah menyabet juara dan special award lembaga keilmuwan dan korporasi terkemuka di Amerika dan di dunia. Anak-anak Indonesia juga sangat bangga bisa berinteraksi bahkan dengan para nobelis terkemuka dunia dan memperoleh kesempatan karyanya untuk dinilai oleh para nobelis itu, jelas Asep.

Karya-karya invensi anak-anak Indonesia juga sangat futuristik, selain memiliki nilai-nilai kepedulian terhadap solusi atas persoalan-persoalan yang ada di lingkungannya. Karya mereka juga memiliki potensi besar menjadi bagian dari penata ulang masa depan kehidupan manusia yang lebih baik.

"Seperti yang dilansir Bill Gates bahwa ada 3 bidang iptek yang akan mempengaruhi masa depan manusia, yaitu kecerdasan buatan, bioscience, dan energi. Nah, karya-karya anak-anak Indonesia memiliki harapan itu," ujarnya.

Ia berharap OPSI terus dikembangkan untuk menjadi wahana efektif dalam ikut meningkatkan mutu pembelajaran sehari-hari di sekolah sekaligus sebagai wahana penguatan pendidikan karekter siswa melalui penanaman nilai-nilai sejati keilmuwan yang peduli dan empati.

"Dan yang penting juga adalah, OPSI sebagai peristiwa berjumpa anak-anak Indonesia untuk menyemai dan menumbuhkan persatuan dan persahabatan sebagai generasi yang akan menopang masa depan bangsa yang gemilang," kata Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Peserta Didik SMA menutup penjelasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com