OPSI 2018 dan Pemajuan Penelitian Siswa Indonesia

Kompas.com - 20/10/2018, 21:16 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang berlangsung tanggal 15-20 Oktober 2018 di kota Semarang, Jawa Tengah telah berakhir hari ini ditutup oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad.

Tahun ini OPSI 2018 mengangkat tema ”Meneliti Itu Seru” dan diikuti 275 SMA dan 55 Madrasah Aliyah dari 30 provinsi. Dari 1.593 proposal penelitian tersaring sebanyak 900 naskah laporan penelitian di tahap penilaian naskah dan kemudian menjadi 105 naskah terbaik dari 199 siswa di babak final.

Rizal Alfian, Penanggungjawab OPSI, menyampaikan banyak perkembangan positif dalam pelaksanaan OPSI 2018 ini

Telah memenuhi kaidah ilmiah

"Potensi yang dimiliki anak-anak SMA/MA dalam keterlibatan mereka mengikuti OPSI tahun ini sudah mulai tumbuh dan membaik. Hal ini terlihat banyak naskah penelitian yang sudah memenuhi aturan kaidah ilmiah," ungkap Rizal Alfian, Analis Pengembangan Peserta Didik SMA, Direktorat Pembinaan SMA.

Baca juga: Menuju Indonesia 4.0 dan Membangun Budaya Penelitian Generasi Milenial

Rizal menambahkan hasil penelitian tahun ini banyak yang memberikan solusi dari masalah penelitian di sekitar lingkungannya. 

"Di usia mereka sudah berniat untuk terlibat dalam penelitian saja menurut saya sudah baik dan perlu diapresiasi, apalagi mereka mampu bersaing untuk memberikan karya dan inovasi penelitian yang memiliki daya guna atau manfaat yang luar biasa untuk masyarakat," ujarnya,

Penelitian siswa berpotensi paten

Berdasarkan pengamatan dari tim Juri OPSI tahun 2018 pada penelitan di bidang MST sebagian besar peneliti sudah menggunakan metode yang benar dengan alur penelitian yang benar.

Bahkan, beberapa hasil penelitian dari peserta tahun ini berpotensi paten, beberapa hasil penelitian tahun ini sudah menyertakan ethical clearance dibandingkan dengan penelitan tahun lalu.

Sebagian besar penelitian tahun ini menyelesaikan problem daerah sekitarnya secara ilmiah. Keunggulan dari bidang FTR adalah banyak peserta finalis OPSI yang bisa menyajikan prototype yang bisa bekerja dengan baik.

Contohnya ada karya penelitian tentang lot untuk kandang ayam, alat-alat bantu tuna rungu dan masih banyak keunggulan lainnya. Sedangkan di bidang ISH keunggulan yang muncul pada tahun ini adalah kepekaan siswa untuk menelaah persoalan sosial yang dengan lingkungan sekitar mereka.  

Tantangan penelitian siswa

Rizal Alfian penanggungjawab OPSI menilai perkembangan budaya penelitian siswa semakin menunjukan arah yang lebih baik.Dok. Direktorat PSMA Rizal Alfian penanggungjawab OPSI menilai perkembangan budaya penelitian siswa semakin menunjukan arah yang lebih baik.

Persoalan utama dalam mengembangkan budaya riset/penelitian di kalangan siswa adalah komitmen sekolah terutama guru mata pelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri dan menciptakan budaya penelitian ilmiah di setiap sekolah.

Rizal memberikan catatan penting dalam mendorong anak-anak menumbuhkan budaya penelitian. "Scientific temper atau perangai ilmiah harus melekat pada karakter peserta OPSI. Perangai ilmiah yang dimaksud adalah jujur, objektif, kreatif, inovatif dan sportif serta bertanggunjawab," tegas Rizal lebih jauh. 

Ia melihat, kunci keberhasilan OPSI tahun ini adalah terletak pada nilai gotong royong. "Visi dan misi OPSI tidak bisa dilakukan Kemendikbud sebagai penyelenggara saja, namun harus bergotong royong dengan menjalin kemitraan dan kerjasama baik dengan pihak lain," ujarnya.

Perlunya partisipasi berbagai pihak

Pihak lain itu seperti lembaga/masyarakat yang memiliki peran dan fungsi secara profesional di bidangnya. "Contohnya kita harus bermitra dengan perguruan tinggi, komunitas/lembaga Penelitian, Industri dan Dinas Pendidikan di 34 Provinsi serta dengan sekolah itu sendiri.

Sebagai penanggungjawab OPSI, Rizal memandang OPSI dapat digunakan sebagai trigger atau pemacu peningkatan mutu pendidikan dan membentuk peserta didik yang memiliki karakter ilmiah di setiap Sekolah.

"Kita tidak boleh terlalu cepat berpuas diri, karena tantangan OPSI ke depan adalah bagaimana meningkatkan partisipasi SMA di seluruh Indonesia untuk berkarya melalui karya ilmiah," ujarnya.

Ia berharap OPSI dapat meningkatkan kualitas karya penelitian siswa SMA yang berdaya guna tinggi sehingga mampu mendorong partisipasi masyarakat, terutama dunia industri dan lembaga yang peduli penelitian ilmiah untuk bergabung di OPSI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

Edu
Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Edu
3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

Edu
Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Edu
IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

Edu
Tak Bisa 'Download' Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Tak Bisa "Download" Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Edu
Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Edu
Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Edu
Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Edu
Apa Itu PKWT dan PKWTT? 'Fresh Graduate' Cek Penjelasannya

Apa Itu PKWT dan PKWTT? "Fresh Graduate" Cek Penjelasannya

Edu
HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

Edu
Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Edu
Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Edu
Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Edu
Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau