Dua Jam Berpetualang ke Negeri Dongeng Bersama Rona Mentari

Kompas.com - 06/11/2018, 19:16 WIB
Sri Noviyanti,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Usut punya usut, warga sana terselamatkan karena sebuah dongeng atau cerita rakyat turun-temurun “Smong” yang berlatar tentang kisah tsunami dan bagaimana cara menyelamatkan diri.

“Warga Simeulue pergi ke tempat yang lebih tinggi, yaitu gunung seperti kata cerita yang telah lama diceritakan ulang dari para orangtuanya,” imbuhnya.

Cerita rakyat itu kemudian mendapat pengakuan dan  penghargaan karena telah menyelamatkan nyawa.

Mendongeng tidak sulit

Berkali-kali, Rona mengatakan di depan seluruh peserta bahwa mendongeng tidaklah sulit. Akan tetapi perlu persiapan.

Hari itu Rona memberikan selembar kertas berisi cerita dongeng sederhana pada peserta. Kemudian, ia mengajak peserta untuk mulai berdongeng dengan versinya sendiri.

“Biasanya sebelum mendongeng, baca saja dulu cerita yang disuka. Baca berulang kali sebanyak-banyaknya. Setelah itu buatlah peta cerita,” kata dia.

Peta cerita versi Rona adalah oret-oretan sederhana berisi enam kotak yang masing-masingnya dapat digambar tangan. Maksudnya adalah sebagai materi acuan yang dapat dihafal dengan mudah oleh pendongeng sebagai alur cerita.

“Ini dipakai untuk mengingat sekaligus menjadi batasan mana yang akan diceritakan dan mana yang tidak. Ini karena tak semua cerita yang kita baca bagus (dan baik) untuk diceritakan kembali pada anak-anak,” ujarnya lagi.

Pada kesempatan itu pula, Rona mengajak peserta terlibat untuk membuat dongeng. Di akhir acara, ia mengajak peserta membuat lingkaran besar.

Satu per satu peserta kemudian harus maju ke tengah lingkaran untuk melanjutkan dongeng berantai.

“Acaranya menyenangkan sekali. Dari acara ini saya tahu bahwa mendongeng bukan sekadar seni bercerita tapi ada teorinya,” ujar slaah satu peserta, Yolla Mahandani.

Yolla datang dari Bandung khusus untuk ikut kelas mendongeng dari Rona. Ibu dua anak ini mengaku, dengan mendongeng ia bisa mengedukasi anak-anaknya mengenai apapun secara tidak langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau