SIF Dorong Orang Muda Kembangkan Wirausaha Sosial lewat YSE 2018

Kompas.com - 19/11/2018, 18:53 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Singapore International Foundation (SIF) menggelar program Young Social Entrepreneurs (YSE) atau Wirausahawan Muda Sosial yang berupaya menginspirasi, mendorong dan para pemuda dari berbagai bangsa memulai usaha berdampak sosial di Singapura dan negara-negara di wilayah lain.

Program ini mengembangkan jaringan wirausahawan sosial di mana dari mereka kekuatan ide, pengetahuan, dan sumber daya dapat dimanfaatkan lebih lanjut membawa perubahan positif untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.

Sejak awal pelaksanaan di 2010, program YSE telah menghasilkan alumni mencapai 909 orang tersebar di 29 negara mencakup peserta di antaranya dari Aljazair, Argentina, Australia, Bangladesh, Bhutan, Brasil, Inggris, Brunei,Kamboja, Kanada, Cina, India, Indonesia, dan Malaysia.

Tahun ini, rencana bisnis sosial dari tim yang bergabung mencakup sejumlah bidang, antara lain Pertanian, Teknologi dan Platform Digital, Makanan dan Minuman, Lingkungan dan Energi, Pendidikan dan Pelatihan, serta Barang dan Layanan Konsumen.

Tahun ini, 35 wirausahawan sosial muda dari 14 tim berkumpul kembali di Singapura menyelesaikan putaran terakhir program YSE 2018.

Baca juga: Kemenristek Umumkan Kesempatan Beasiswa Master di Singapura

Akhirnya, 7 tim terpilih mendapatkan pendanaan hingga 20.000 dollar AS masing-masing untuk memulai atau mengembangkan lebih lanjut ide bisnis mereka untuk mewujudkan perubahan sosial.

Para pemenang dipilih berdasarkan dampak dan kemampuan pengembangan lebih lanjut perusahaan sosial mereka, serta tingkat komitmen dari para anggota tim.

Berikut para tim yang terpilih dalam program YSE berdasarkan pengumuman yang diterima Kompas.com dari pihak SIF (19/11/2018):

1. MusimPanen (Indonesia)

Dipimpin oleh Erdi Pratama, Gilang Indy Ashari dan Alif Oktafian, MusimPanen mengumpulkan hasil pertanian yang selama ini diabaikan dan kemudian mengolahnya menjadi produk sehari-hari, sehingga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan.

Sejauh ini, lulusan Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) inimemiliki dua proyek di mana mereka mengkonversi jagung dan serai menjadi produk camilan dan perlengkapan mandi.

2. Cricket One (Vietnam)

Dipimpin oleh Nam Dang dan Bicky Nguyen dari Vietnam, Cricket One bertujuan memastikan keamanan pangan global. Dengan memelihara jangkrik dan memproduksi makanan berkelanjutan serta terjangkau bagi masyarakat, Cricket One menawarkan alternatif dan bentuk makanan yang berkelanjutan dibandingkan dengan ternak hewan secara tradisional.

3. Junior Art Lab (Singapura)

Dipimpin Aminur Rasyid Bin Mohamed Anwar, usaha sosial ini bertujuan untuk memberdayakan para peserta dan memelihara kepercayaan diri dengan menciptakan suatu pengalaman belajar yang unik dan kreatif dalam bidang seni, desain dan teknologi.

4. Khemdro Dairy (Bhutan)

Sherab Dorji mendirikan Khemdro Dairy, sebuah kelompok yang terbentuk dari 41 peternak sapi perah di wilayah Bhutan Tengah, untuk memastikan jaminan pengembalian adil pada produk susu mereka dengan menghilangkan inefisiensi perantara.

5. The Kisan Union (Singapura dan India)

Satu-satunya tim di YSE tahun yang memiliki anggota dari berbagai negara, Ho Jing En, Kannan Venkataramanujam dan Nikhil Mukkawar menemukan bahwa orang di wilayah pedesaan India melakukan perjalanan cukup jauh untuk mengakses layanan e-Government dan layanan perawatan kesehatan dasar.

Untuk menjembatani masalah kesenjangan tersebut, mereka mendirikan kios Kisan yang terletak di daerah pedesaan di India, di mana kios itu menyediakan akses pada kebijakan pemerintah, informasi, dan layanan kesehatan.

6. Kon Chhlat (Kamboja)

Kieng Lyheang, Chea Sreysrors dan Mang Keomonita mendirikan Kon Chhlat bertujuan memberikan nutrisi lebih baik untuk anak-anak di pedesaan Kamboja dengan menjual bubur instan bergizi, nyaman dan terjangkau.

7. Treedots Enterprise (Singapura)

Dirikan Tylor Jong, Lau Jia Cai, Nicholas Lim, Treedots Enterprise menjual produk makanan yang tersisa namun masih layak dimakan dari pengusaha grosir ke perusahaan makanan dan minuman dengan harga diskon.

Treedots memiliki program bertujuan mengurangi pemborosan makanan secara global dan mencegah pembuangan makanan masih layak dimakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau