Dapat Ratusan Euro per Bulan dari "Part Time Job" di Belanda? Edan!

Kompas.com - 21/11/2018, 09:40 WIB
M Latief

Penulis

DEN HAAG, KOMPAS.com - Salah satu hal yang mewarnai dinamika kuliah mahasiswa Indonesia di luar negeri adalah kerja sambilan atau part time job. Di Belanda, banyak juga mahasiswa yang tetep kerja sambilan, padahal orang tuanya mampu kalau tak mau disebut kaya raya.

Sepanjang tak mengganggu jadwal kuliah, part time tidak masalah, bahkan banyak manfaatnya. Asalkan mau serius terjun ke rimba kerja sambilan ini, nyaris, tak ada mahasiswa yang bilang part time tak ada untungnya. 

Ya, pekerja sambilan bisa menerima gaji antara 5 sampai 8 Euro per jam. Nah, berapa penghasilan sebulan kalau ditotal kerja beberapa jam dalam satu hari? 

Hal itulah yang dipaparkan Hadi Rahmat Purnama, Ilham, serta Andre Samuel, para mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Belanda. Mereka sepakat, namanya sambilan, dicoba saja dulu, kalau betah dilanjutkan atau sebaliknya.

"Tapi, harus diingat, daftar untuk ikut part time itu kebanyakan under table alias di bawah meja atau tak resmi. Bagi saya, asumsinya beasiswa dari LPDP kan cukup, meski kenyataanya enggak juga. Jadi, mau tak mau ikut part time," kata Hadi, mahasiswa yang tengah menempuh PhD Hukum Internasional di Vrije Universiteit Amsterdam (VU).

Hadi bercerita, dirinya pernah ambil kerja sambilan di restoran Indonesia. Pekerjaannya cuma memasak masakan Indonesia. Dia melakoni part time job tersebut selama 5 bulan.

"Kurang lebih saya terima 500 Euro per bulan. Dari uang itu saya bisa ajak isteri dan anak datang ke Belanda," tutur Hadi.

Pengalaman Ilham kurang lebih sama dengan Hadi. Dia juga pekerja sambilan di sebuah restoran Indonesia. Pertama masuk kerja langsung ke tempat pencucian piring.

"Saya kerja dari setengah 5 sampai jam 11 malam. Ya, tergantung tamunya juga sih, karena bisa lebih dari jam 11 juga kalau sedang ramai," ujar mahasiswa double degree di Vrije Universiteit Amsterdam.

Hal itu pula yang pernah dilakoni Andre Samuel. Maka, tak salah kalau dikatakan restoran adalah tempat paling banyak menerima part time job di Belanda. 

Andre mengatakan, pengalaman pertamanya kerja sambilan adalah saat musim panas dua tahun lalu. Dia bekerja di restoran Indonesia di Amsterdam.

"Pengalaman pertama kerja sambilan ini ya cuci piring. Di sini ada mesin, jadi tidak capek sih, cuman banyak saja jumlah piringnya. Satu menu makanan yang dipesan kan bisa beberapa piring. Gara-gara itu harus cepat nyucinya," tutur mahasiswa ICT Business, Cyber Security ICT, Information & Communication Technology di Fontys University, Eindhoven ini.

Andre melakoni pengalaman pertama kerja sambilan itu selama 2 sampai 3 bulan. Setelah itu dirinya keluar lantaran nilai akademiknya menurun.

"Saya dapet total uang dari situ sekitar lebih 1200 Euro atau Rp 20 jutaan dalam satu bulan. Senang betul tentunya," kata Andre.

Terakhir, pada Oktober lalu, Andre kembali melakukan part time job. Bukan lagi mencuci piring, tapi di perusahaan jasa antar barang.  

"Seperti Gojek, tapi khusus antar barang. Kerjanya menggunakan aplikasi, tapi pakai sepeda, bukan motor. Saya dibayar 5 Euro per sekali antar. Kita bisa pesan kerja jam berapa mulai dan selesai. Di sinilah kita bersaing dengan pekerja lainnya. Saya bersyukur, dapat 100-an Euro sebulan," ucap Andre.

Sepanjang tak mengganggu jadwal kuliah, part time tidak masalah, bahkan banyak manfaatnya. Asalkan mau serius terjun ke rimba kerja sambilan ini, nyaris, tak ada mahasiswa yang bilang part time tak ada untungnya.  KOMPAS.COM/M LATIEF Sepanjang tak mengganggu jadwal kuliah, part time tidak masalah, bahkan banyak manfaatnya. Asalkan mau serius terjun ke rimba kerja sambilan ini, nyaris, tak ada mahasiswa yang bilang part time tak ada untungnya.
Belajar hidup

Bisa dapat ratusan Euro per bulan? Rasanya, kerja sambilan ini terdengar enteng, padahal sebetulnya susah juga memburu kesempatan ini.

Tak semua anak Indonesia bisa langsung berjodoh untuk bekerja sambilan ini. Maklum, lahan pekerjaan sambilan ini tidak muncul lewat iklan koran atau media sosial. Kebanyakan dari mulut ke mulut. 

"Saya dapat pekerjaan dari kakak kelas. Jujur saja, anak internasional itu susah dapet kerja sambilan, karena tidak ada working permit sehingga harus urus surat. Ilegal sih enggak, karena untuk partime itu ada aturannya kok. Perjam itu 5,5 Euro. Tergantung umur, semakin tua makin bagus gajinya," papar Andre.

Ilham senada dengan Andre. Dia bahkan mengingatkan, bahwa tidak semua part time ada kontraknya sehingga harus hati-hati.

"Tergantung kita akan bersikap dan menilai, sebab kita dapat infonya dari mulut ke mulut. Jangan cari lewat online deh, susah. Kalau bicara peraturan itu 10 jam per minggu untuk part time. Sesuai regulasi, 25 tahun ke atas mendapat 10 Euro per jam untuk kerja sambilan ini," kata Ilham.

Ilham mengakui, di luar urusan akademik, part time job memberikan pelajaran tersendiri buat dirinya sebagai mahasiswa internasional. Bukan soal uang yang didapat, tapi pengalaman belajar hidup sendiri. Itu yang penting baginya.

"Part time itu buat memenuhi pengalaman kita sih, bahwa bahwa hidup itu kan gampang-gampang amat. Kita belajar tanggung jawab, karena di situlah kita pertama kali kerja di negeri orang meski cuma sekadar cuci piring. Kita bisa belajar bertanggung jawab atas apa yang kita pilih," ujar Ilham.

Andre pun sepakat dengan Ilham. Dia bukanlah mahasiswa yang studi dengan beasiswa, tapi langsung uang dari orang tua. Jadi, sebetulnya tak perlu dia melakukan kerja sambilan sebab semua kebutuhan per bulan sudah dipenuhi orang tuanya.

"Kebetulan saya enggak mau membuka tangan terus ke orang tua. Duit bapak saya, ya duit dia, bukan duit saya sehingga saya memang harus cari uang sendiri kalau butuh tambahan uang, bukan dari orang tua. Saya bangga kok bisa menolak uang tambahan dari orang tua, itu juga bentuk tanggung jawab saya pada diri saya sendiri," ucap Andre. 

"Yang pasti, networking sudah terbuka lewat part time job. Di kerja sambilan inilah kita bisa bertemu orang lain dan membuka banyak hal. Supporting system kita mucul dari sini juga," tutup Ilham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau