"Semangat mereka menunjukkan keahlian dalam literasi digital yang mereka miliki sangatlah tinggi, hal ini terlihat saat mereka melaksanakan ujian dengan sangat serius dan antusias," lanjutnya.
Bintang Oematan menambahkan tantangan yang dihadapi peserta dari YPAC adalah pendalaman teknis dari pelatihan pengoperasian komputer.
"Kendala lain sangat beragam sesuai hambatan masing-masing siswa, mulai dari bahasa bilingual IC3, pemahaman bahasa indonesia bagi siswa Tunarungu dan singkatnya masa persiapan materi IC3," jelas Bintang.
ITC sendiri sangat mendukung dan menyambut baik kerjasama ini karena sesuai dengan visi ITC yaitu Confidence for Everyone.
"Semoga dengan adanya sertifikasi IC3 ini, para anak-anak berkebutuhan khusus di bawah YPAC dapat lebih percaya diri memasuki dunia kerja baik di perusahaan nasional namun internasional," harap Rully.
Hal senada disampaikan Bintang, "Dengan diadakan sertifikasi ini, para anak didik YPAC dan para pengajar dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pengetahuan penguasaan literasi digital."
Ia menambahkan sertifikasi IC3 dapat dijadikan sebagai dokumen pendukung saat para siswa YPAC melamar pekerjaan nantinya.
"Saya sangat berharap sertifikat IC3 dapat disetarakan dengan Ijasah sesuai jurusan keahlian agar penyandang disabilitas yang tidak mampu berkuliah ke perguruan tinggi bisa ikut diberi kesempatan mendapatkan pekerjaan layak," harap Bintang.
Ia menambahkan, "PR" besar kita semua adalah terlibat dalam mendukung kesempatan bagi anak penyandang disabilitas.
"Sosialisasi tentang ragam hambatan disabilitas pun harus terus diedukasikan dan juga membuka kesempatan mendapatkan kerja layak bagi mereka," tegas Bintang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan