Siap-siap, Kudus Bakal Lahirkan Tukang Las Bersertifikat!

Kompas.com - 23/01/2019, 19:43 WIB
Hotria Mariana,
M Latief

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Bunyi gamelan terdengar. Alunannya perlahan mengarahkan siswa-siswi gemulai menarikan Tarian Kretek yang menjadi penanda resmi dibukanya Welding Shop and Automation Engineering Lab SMK NU Ma’aruf Kudus.

Tari Kretek merupakan tari khas Kudus. Tarian ini bercerita tentang kehidupan para buruh rokok yang sedang bekerja, mulai memilih tembakau hingga rokok siap dipasarkan. Tarian itu sekaligus mengingatkan bahwa selain terkenal dengan julukan kota Santri, Kudus juga dikenal sebagai kota industri rokok.

Hadirin tampak terpukau, terutama yang duduk di kursi barisan paling. Mereka terdiri dari para tamu VIP perwakilan Indonesia dan Jepang, seperti Bupati Kudus H.M. Tamzil, yang meresmikan Welding Shop and Automation Engineering Lab sekolah kejuruan tersebut.

Hadir juga Presiden Direktur PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Kazuhisa Miyagawa, Direktur PT OTC Daihen Indonesia Seiji Ichikawa, serta Managing Director PT Omron Electronics Don Teng. 

Bukan tanpa alasan Welding Shop and Automation Engineering Lab ini hadir di SMK NU Ma'Arif Kudus. Kurikulum teknik pengelasan ini sudah ada sejak tiga tahun lalu. Adanya laboratorium berteknologi dunia ini diharapkan mampu meningkatkan teknik pengelasan para siswi SMK tersebut.

Djarum Foundation, selaku pihak yang berperan menghadirkan fasilitas tersebut mengatakan, pihaknya tidak sembarangan memberikan bantuan ke sekolah-sekolah, termasuk SMK NU Ma-Arif Kudus.

Mereka mengaku akan melihat terlebih dahulu kualitas kepala sekolah, tenaga pengajar, struktur yayasan, dan yang paling penting sistem kedisiplinan sekolah itu sendiri. 

"Karena memenuhi beberapa kriteria itu, ditambah dengan tersedianya berbagai fasilitas lab penunjang kurikulum seperti Lab Evercross, Lab Cisco, Lab CNC, Lab KKPI, dan menyabet berbagai jenis prestasi, SMK NU Ma'arif Kudus ini terpilih sebagai salah satu SMK yang menerima bantuan pendidikan," ujar Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi M Serad, Selasa (23/1/2019).

Sementara itu, guna menunjang produktivitas dan keahlian para siswa SMK NU Ma'arif, Welding Shop tersebut juga memiliki fasilitas pendukung lainnya, seperti mesin bending, mesin shearing, mesin pemotong pelat baca CNC Plasma Cutting serta mesin pengelasan spot welding

"Jadi, ketika lulus nanti, mereka bisa memenuhi kebutuhan tenaga ahli pengelasan untuk mendukung program pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia," tambah Primadi. 

Hanya ahli pengelasan? 

Pembangunan infrastruktur menjadi perhatian khusus Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing bangsa di tengah tantangan globalisasi.

Tak hanya modal besar, tetapi juga sumber daya manusia berkompeten untuk menjawab tantangan tersebut. Salah satunya adalah tenaga ahli pengelasan atau weldist.  

Ambil contoh proyek pembangkit tenaga listrik 35.000 megawatt, kilang migas lepas pantai dan pembangunan galangan kapal dalam rangka mendukung program tol laut yang digulirkan pemerintah. Ketiga proyek infrastruktur strategis tersebut tentunya membutuhkan tenaga ahli pengelasan berkompeten dengan jumlah tidak sedikit.

M. Moenir, perwakilan Indonesia dari Asian Welding Federation (AWF) mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 500.000 tenaga pengelasan di Indonesia. Sayangnya, hanya 10 persen yang memiliki sertifikasi internasional.

Halaman:


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau