Dengan peringkat tinggi dalam pendidikan, pembelajaran seumur hidup, dan peluang pertumbuhan, Belanda dapat bergerak naik jika melakukan lebih banyak hal untuk menarik bakat.
Data menarik adalah, semua negara yang masuk dalam negara terbaik ini memiliki penghasilan rata-rata tinggi. Pendapatan rata-rata negara ini ini jauh lebih tinggi daripada skor dari kelompok negara lainnya.
Data GTCI ini juga melakukan pemeringkatan berdasarkan penghasilan/pendapatan per kapita. Malaysia, berpenghasilan menengah ke atas masuk dalam 3 besar dalam kemampuan daya saing global (peringkat 27). disusul 2 negara teratas lainnya dalam grup ini Kosta Rika (peringkat 34) dan Azerbaijan (peringkat 43).
Juga di kelompok berpenghasilan menengah ke atas, Tiongkok (peringka 45) berada di peringkat yang baik dalam pertumbuhan berdasarkan pada kemampuan literasi membaca, matematika dan sains yang luar biasa, dan kebangkitan universitas-universitasnya di peringkat internasional.
Tiga besar negara berpenghasilan menengah ke bawah ditempati oleh Filipina (peringkat 58), Ukraina (peringkat 63) dan Indonesia (peringkat 67). GTCI juga mencatat Indonesia memiliki tingkat kenaikan peringkat paling signifikan dalam tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua.
Tahun 2014 - 2016 Indonesia masih berada dalam posisi 77 di indeks kemampuan bersaing global dan naik 10 peringkat menjadi posisi 67 di tahun 2017-2019.