KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dan Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Moazzam Malik meluncurkan Kerja Sama Riset Kebencanaan Indonesia – Inggris melalui Program Newton Fund di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta (7/2/2019).
"Riset ini dilakukan Kemenristekdikti berkolaborasi dengan UK dengan Newton Fund maupun (dengan dana) dari Indonesia. Setelah itu mengedukasi pada mahasiswa atau masyarakat kampus. Masyarakat kampus inilah yang mengedukasi masyarakat nantinya," ujar Menristekdikti.
Menristekdikti mengatakan Kemenristekdikti mengadakan kerja sama dengan Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris melalui Newton Fund untuk mendanai penelitian terbaik dalam bidang hidrometeorologi (yang membahas hujan lebat beserta dampaknya).
Dilansir dari rilis media Kemenristekdikti, 3 penelitian terbaik di bidang kebencanaan hidrometeorologi mendapatkan Rp 31 miliar untuk pendanaan riset dalam jangka waktu tiga tahun.
Satu peneliti Indonesia akan berkolaborasi dengan satu peneliti Inggris untuk melakukan penelitian kebencanaan.
Menteri Nasir menambahkan bahwa kerja sama riset kebencanaan ini berfokus pada bidang bencana hidrometeorologi. Kemenristekdikti dan peneliti Indonesia juga telah menginisiasi kerja sama riset kebencanaan gempa bumi, tsunami, asap, dan bencana alam lain dengan Jepang, Amerika Serikat, Perancis dan negara lain.
Baca juga: Dukung Riset Kesehatan, Dexa Buka Beasiswa Senilai Rp 1 Miliar
Dalam kesempatan ini Dubes Inggris berharap melalui skema kerja sama ini peneliti Indonesia dan peneliti Inggris dapat menghasilkan penelitian berdampak besar pada penanggulangan bencana banjir.
"Bencana banjir dan longsor tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup masyarakat, namun juga perkembangan ekonomi Indonesia. Ilmuwan terbaik Inggris dan Indonesia akan bekerja sama saling belajar agar bisa membuat suatu perubahan besar serta menginspirasi generasi ilmuwan muda berikutnya," ungkap Duta Besar Inggris Moazzam Malik.
Bidang sains dan riset Inggris menempati posisi kedua dunia, 54 persen hasil penelitian masuk dalam kategori terbaik dunia. Hasil riset Inggris dikutip lebih banyak, bila dibandingkan dengan hasil riset negara lainnya.
"Kami bangga bisa bermitra dengan ilmuwan di Indonesia serta berkontribusi membangun Indonesia yang lebih aman, lebih makmur dan lebih unggul,” ujar Dubes Moazzam Malik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.