Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jerome Polin dan Alasan Bikin Vlog Kehidupan Kuliah di Jepang

Kompas.com - 21/02/2019, 17:48 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

"Sebenernya aku menggunakan YouTube untuk kenang-kenanganku sendiri, karena kan video waktu di Jepang sama teman-teman kan ya enggak bisa diulang lagi," tuturnya.

Jerome menyebut, kehidupan di dunia nyata jauh lebih penting daripada kehidupan di dunia maya.  Harus ada perjuangan, pencapaian, dan kualitas yang didapat dari dunia nyata, dan YouTube hanya sebagai sarana.

“Kalau aku cuma nge-vlog biasa dan aku bukan mahasiswa yang kuliah di Jepang dan segala macam, juga orang-orang enggak mau nonton," kata pria pecinta bola pingpong.

Adapun konten yang diunggah, Jerome berprinsip harus mengandung nilai yang bisa diberikan untuk para pengikutnya.

Konyol, bukan bodoh

Meskipun banyak mengunggah konten bermuatan edukasi dan inspirasi, namun tak jarang Jerome juga menampilkan sisi lain dirinya bersama teman-temannya yang dipenuhi kekonyolan.

Sebut saja, video berenang di jalan raya, memakan bunga sakura, Kiki Challenge di jalanan, dan sebagainya.

Ia menyebut hal-hal itu sebagai kekonyolan yang masih ada dalam batas wajar. Selain itu, sisi itu juga menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa matematika identik dengan buku dan sebagainya.

"Selama kalau diikuti atau ditiru itu masih enggak apa-apa, misalnya Mr Bean deh. Konyolnya itu buat hiburan saja, itu bukan hal buruk tapi hal konyol," ujarnya.

Menurut dia, hal-hal yang tidak merugikan atau menjatuhkan orang lain, tidak menumbulkan perpecahan, dan sebagainya, hal itu masih tidak masalah untuk dilakukan.

Sementara hal-hal bodoh yang tidak semestinya dipamerkan di media mana pun, Jerome mengaku resah dan tidak setuju dengan hal itu. Ia memiliki pandangannya tersendiri.

"Aku punya concern ke Indonesia, aku pengin jadi Menteri Pendidikan, aku pengin Indonesia jadi lebih baik. Tapi ada orang-orang yang membuat konten demi uang dan keterkenalan, misalnya ngomong kotorlah, memamerkan bentuk tubuh yang melebihi batas wajar, tujuannya memecah belah, menjatuhkan orang lain, ada kan beberapa akun yang seperti itu," ujar Jerome.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com