KOMPAS.com - Pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menilai layanan GoFood dari GoJek sebagai mitra bisnis yang paling menguntungkan secara omzet.
Data ini tergambar dalam hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) berjudul “Dampak GoJek terhadap Perekonomian Indonesia pada Tahun 2018” yang dirilis 22 April 2019.
Penelitian dilakukan pada 1.000 mitra UMKM GoFood di 9 kota besar di Indonesia yakni; Balikpapan, Bandung, Jabodetabek, Denpasar, Makassar, Medan, Palembang, Surabaya, Yogyakarta.
Penelitian ini menunjukan bagaimana GoFood membantu meningkatkan omzet dan skala bisnis UMKM, serta persepsi positif UMKM terhadap kemitraan mereka dengan GoFood.
Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K. Walandouw memaparkan penilaian UMKM ini didasarkan pada dampak positif dirasakan mitra UMKM yang bergabung dengan Go-Jek di layanan Go-Food, mulai dari kemitraan yang menguntungkan, peningkatan volume transaksi hingga kenaikan klasifikasi omzet usaha.
Baca juga: Peneliti UI: Dilarang Pakai Gawai Anak Jadi Labil, Harus Bagaimana?
“Peningkatan klasifikasi omzet usaha ini menunjukkan UMKM yang bergabung dengan Go-Food mengalami perluasan pasar dan naik kelas, seperti dari mikro ke kecil dari kecil ke menengah," ujar Paksi melalui rilis yang diterima Kompas.com.
Ia menambahkan, "Dengan UMKM yang naik kelas dan usahanya membesar, maka mereka bisa menyerap tenaga kerja dan menyumbang lebih banyak kepada ekonomi daerah atau nasional."
Paksi memaparkan peningkatan volume dan omzet bisnis memacu mitra UMKM terus mengembangkan usahanya. Hal ini ditunjukkan dari 85% responden UMKM yang menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food ke dalam usaha mereka.
Terkait manfaat dirasakan mitra GO-FOOD, Paksi menjelaskan UMKM menilai positif prospek bisnis dengan GoFood secara jangka panjang.
Saat responden UMKM ditanyakan apa alasan utama mereka bergabung, berikut hasil temuan survei:
“Penilaian positif dalam prospek bisnis jangka panjang menyuratkan kepercayaan UMKM kepada platform teknologi seperti GoJek yang membawa dampak positif berkelanjutan kepada bisnis mereka di tengah perubahan perilaku konsumen terutama di segmen generasi millenial dan generasi Z,” ujar Paksi.
Paksi menambahkan, “Brand awareness GoFood yang telah terbangun dengan baik di mata pelanggan, membuat para UMKM semakin yakin usaha mereka bisa berkembang dengan GoFood."
Paksi menambahkan, "Tidak hanya itu, aspek teknologi GoFood yang dinilai lebih superior juga menambah keyakinan dan kepercayaan UMKM terhadap layanan pesan antar-makanan ini.”
“Temuan ini mengindikasikan teknologi manajemen merchant menjadi kunci mengakselerasi pertumbuhan dan daya saing UMKM di era digital. Dalam menumbuhkan bisnis UMKM tidak cukup hanya membantu mereka memperluas pasar, tetapi juga harus membangun ekosistem untuk perkembangan UMKM," tegas Paksi.
Ini yang kami lihat di lakukan oleh GOJEK dengan teknologi yang ditawarkan, yang dianggap responden cukup lengkap dari hulu ke hilir,” kata Paksi.
Survei FEB UI ini juga menyampaikan dampak positif dari fitur teknologi GoFood juga langsung terlihat pada performa bisnis mitra UMKM:
Berdasar hasil survei LD FEB UI 2018 ditemukan mitra UMKM GO-FOOD telah berkontribusi sebesar Rp 18 triliun kepada perekonomian Indonesia. Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, kontribusi mitra UMKM GO-FOOD pada tahun 2017 adalah Rp 6,9 Triliun.
“Dengan UMKM yang mengalami kenaikan omzet dan menginvestasikan kembali pendapatannya, kontribusi UMKM mitra GOJEK bisa terus membesar dari tahun ke tahun,” tutup Paksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.