KOMPAS.com - Kebijakan pariwisata terkini adalah menjadikan semua tempat menjadi destinasi wisata. Perkembangan teknologi memberi patokan mudah bahwa tempat wisata sekarang adalah yang "instagramable" atau tampak cantik jika difoto dan diunggah ke media sosial.
Hal ini mengemuka dalam acara bedah buku yang digelar Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (9/5/2019) di Kantor Badan Otorita Borobudur, Yogyakarta.
Acara ini merupakan bagian "Seminar Series Kepariwisataan" yang secara berkala diselenggarakan Puspar UGM. Buku berjudul “Kebijakan Pariwisata: Sebuah Pengantar untuk Negara Berkembang” karya Riant Nugroho, pakar kebijakan publik menjadi bahan diskusi kali.
Prof. Janianton Damanik Kepala Puspar UGM sebagai moderator acara menyatakan perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya bisa bertumpu pada sektor pendidikan dan pariwisata.
Ia menyebut Jogja sebagai kota industri jasa. “Bidang pendidikan sudah sejak dulu mendapat perhatian, sementara pariwasata baru saat ini diupayakan, salah satunya dengan dibangunnya bandara di Kulonprogo,” ujar Prof. Janianto dikutip dari laman resmi UGM.
Baca juga: Berkat Pariwisata, Ekonomi Indonesia Diprediksi Masuk Top 10 Dunia
Menurut Janianto, kunci memperbaiki kualitas pariwisata Indonesia agar menjadi lebih baik adalah melalui kebijakan publik. Kebijakan itu tentunya tetap harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dari berbagai kelas.
Dalam buku terbitan Pustaka Pelajar tahun 2018 itu, Riant menyebutkan salah satu ciri negara maju adalah negara yang jumlah kunjungan wisatawan internasionalnya besar.
Riant berpedoman pariwisata sejati adalah tentang kesenjangan kultural (peradaban) antar bangsa. “Pariwisata yang sejati memiliki arti bagaimana warga suatu bangsa belajar dari bangsa lain yang lebih hebat daripadanya,” papar Staf Ahli Kementrian Pariwisata RI ini.
Untuk konteks Indonesia, menurut Riant, sudah tepat jika pemerintah sekarang terus memacu pertumbuhan sektor pariwisata sebagai core bisnis negara. Ia melihat bahwa Indonesia termasuk wilayah yang potensial untuk pariwisata.
“Destinasi pariwisata adalah tentang roh kultural, dan Indonesia sudah banyak memilikinya, seperti Bali, Yogyakarta, dan sebagainya,” ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.