Asalkan Sesuai Umur, Gemar Baca Buku Punya 4 Manfaat Ini

Kompas.com - 20/06/2019, 23:36 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kegiatan mengajak anak gemar membaca buku sangat penting dikenalkan kepada anak, bahkan ketika anak itu masih bayi. Sebab, gerakan gemar membaca buku mampu meningkatkan kemampuan berbahasa seorang anak dalam masa pertumbuhan.

Selain itu, aktivitas tersebut juga memiliki manfaat secara psikologis dalam masa perkembangan anak asalkan buku yang dibaca sesuai dengan kelompok umur.

Menurut seorang psikolog keluarga Anna Surti Ariani membaca buku memberi empat manfaat positif kepada anak, yaitu dari segi fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.

1. Manfaat fisik

Dia menjelaskan, dari segi fisik, orang tua akan mengajak anak untuk duduk dan mendengarkan isi buku yang akan dibacakan. Anak itu akan melihat proses membaca buku, termasuk ketika orang tuanya membuka lembar demi lembar kertas.

“Anak akan sadar ternyata ada lembaran-lembaran. Koordinasi motorik halus akan berkembang, terutama kalau buku dikenal pada anak mulai dari bayi, batita, dan balita,” ucap Anna pada gelar wicara bertema "Orang Tua Baca Nyaring, Anak Tumbuh Optimal" di Gedung Kemendikbud RI, Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: Membacakan Nyaring untuk Anak Sangat Penting, Apa Manfaatnya?

2. Manfaat kognitif

Manfaat kedua yaitu perkembangan kognitif. Anak akan memiliki wawasan yang lebih luas setelah membaca buku dan menimbulkan berbagai ide dalam pikirannya. Misalnya, ketika dia membaca buku tentang daerah atau negara lain, dia jadi mengetahui wilayah itu meski belum pernah ke sana.

Kemudian, konsentrasi dan daya ingatnya pun akan berkembang lebih baik, apalagi jika orangtua membacakan buku itu dengan nyaring. Imajinasinya juga akan meningkat karena dia mulai bisa membayangkan isi dari bacaan tersebut.

“Apalagi kalau membaca nyaring, itu akan meningkatkan kemampuan konsentrasi anak, daya ingat pun jadi lebih optimal perkembangannya. Ketika dibacakan sesuatu, imajinasi juga akan meningkat. Anak akan membayangkan,” ujar wanita yang akrab dipanggil Nina itu.

Dia mengungkapkan, kemampuan membayangkan seorang anak biasanya muncul pada usia 3 atau 4 tahun. Semakin anak itu bertumbuh, imajinasinya akan lebih kompleks lagi.

Selain itu, membaca nyaring juga akan mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Saat ini hal itu sangat diperlukan terutama untuk mencegah peredaran berita-berita hoaks yang begitu banyak.

“Anak juga jadi haus pengetahuan, lebih kaya wawasan, daya ingat meningkat, ini nyambung semua. Kalau ini semua berkembang, sering kali prestasi belajar jadi makin baik,” imbuhnya.

3. Manfaat bahasa

Gelar wicara bertema Orang Tua Baca Nyaring, Anak Tumbuh Optimal yang diadakan oleh The Asia Foundation dan sejumlah pihak di Ruang Serbaguna Perpustakaan Kemendikbud RI, Jakarta, Kamis (20/6/2019).KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA Gelar wicara bertema Orang Tua Baca Nyaring, Anak Tumbuh Optimal yang diadakan oleh The Asia Foundation dan sejumlah pihak di Ruang Serbaguna Perpustakaan Kemendikbud RI, Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Manfaat ketiga dari membiasakan gemar membaca kepada anak yaitu dari segi bahasa. Secara spesifik, perbendaharaan kosakatanya meningkat, mampu memahami struktur dan logika bahasa, serta kemampuan memahami bacaan juga membaik.

Nina pun mengingatkan kepada orangtua yang biasa berbicara dengan bahasa campuran antara Indonesia dan Inggris. Hal itu akan menimbulkan ketidakteraturan logika bahasa dan menjadi contoh buruk bagi anak.

Orangtua ngomong dalam satu kalimat campur-campur. Itu tidak memberikan logika bahasa yang baik, padahal itu akan membantu logika-logika lain. Kemampuan berpikir logis salah satunya dikembangkan lewat kemampuan membaca,” imbuhnya.

4. Manfaat sosial emosional

Manfaat terakhir dari gemar membaca adalah dari segi sosial emosional. Anak akan diajarkan mengerti perilaku yang baik dan buruk, serta belajar berempati terhadap seseorang tanpa harus mengalami hal yang sama.

Satu lagi yang penting yakni membaca buku juga mampu menghindarkan seorang anak dari kecanduan terhadap penggunaan gadget (gawai), terutama ponsel. Sesuai pengalaman Nina dalam menangani pasien di kliniknya, ada anak yang kecanduan gawai sampai berjam-jam.

“Itu memprihatinkan kalau dia tidak bisa menghentikan karena tidak tahu konteks penggunaannya,” pungkasnya.

Dia pun berharap orangtua memperhatikan dan menanamkan gerakan membaca sejak dini agar kondisi psikologis anak dapat berkembang normal sesuai masa pertumbuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau