Cara kerja alat
Alat irigasi yang diciptakan mahasiswa UGM ini beroperasi otomatis. Alat akan menyirami tanaman ketika terdapat embun upas, bahkan sebelum embun upas terbentuk.
"Alat ini kami setting secara otomatis menggunakan sensor untuk mendeteksi suhu dan kelembaban di lahan petani," kata Kholis.
Kholis mengatakan, pengaturan suhu yang digunakan berdasarkan pada suhu saat terjadi embun upas di lahan petani.
"Ketika suhu di daerah Dieng sudah berada di bawah 10 derajat celcius, maka otomatis alat akan menyemprotkan air ke tanaman (melalui selang)," ujar dia.
Selang dipasang dengan bentuk letter U, dengan jarak nozzle (lubang pengeluaran air) lebih besar, yakni berjarak 1 meter yang menyesuaikan daya pompa dan penyebarannya.
Kholis menjelaskan, jika satu tanaman diberi satu nozzle, hal ini tak akan efisien karena banyak air terbuang sia-sia.
"Petani sangat diuntungkan karena mereka tidak perlu susah-susah menyirami tanamannya. Petani tinggal memantau saja," lanjut Kholis.
Jumlah air yang dikeluarkan diatur dengan waktu yang telah terprogram, sehingga tanaman tidak akan terlalu banyak menerima air.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.