Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2019, 19:25 WIB

KOMPAS.com - Tiga mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan sistem pendingin pasif pada reaktor nuklir.

Intan Farwati, Try Hutomo, dan Rosaldi Pratama melakukan penelitian tersebut bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui pengembangan sistem pendingin dengan memanfaatkan material gelembung berisi gas dengan berukuran nano. Material ini disebut sebagai nanobubble.

Try Hutomo mengatakan penelitian ini berawal ketika dia magang di Batan selama satu bulan. Setelah mengenal alat pendingin itu, dia berpikir untuk menggabungkan riset bersama dosennya dan peneliti dari Batan.

Publikasi jurnal ilmiah

“Akhirnya saya bersama dosen saya Prof Made dan Dr Cukup berdiskusi bersama peneliti Batan Dr Mulya Juarsa untuk meneliti lebih lanjut karena melihat kemampuan nanobubble dapat menahan panas dan membuat massa jenis ringan,” kata Try saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/7/2019).

Baca juga: Sudah Dibuka, Beasiswa Hunian Khusus Mahasiswa IPB

Dia menuturkan, tujuan dari penelitian ini untuk melihat karakteristik panas dari nanobubble di dalam alat sistem pendingin pasif. Karakteristik itu mulai dari kapasitas menahan panas, massa jenis, dan kecepatan alirannya.

Saat ditanya mengenai rencana ke depan, Try mengungkapkan akan mengisi gelembung tersebut dengan gas lain. “Kalau yang kemarin baru udara bebas, untuk selanjutnya gelembung bisa berisikan gas karbon dioksida, oksigen, atau nitrogen murni,” imbuhnya.

Dia pun berharap hasil dari penelitian ini bisa dipublikasikan di jurnal internasional agar semakin banyak orang mengetahuinya.

Sistem pendingin pasif

Dalam keterangan tertulis di laman resmi Unpad, Try menjelaskan penelitian mengenai gelembung nano berasal dari riset yang dilakukan ilmuwan India, yaitu G Senthilkukmar, tentang gelembung nano yang disimpan di air yang dipanaskan.

Hasilnya, gelembung itu dipercaya memiliki kapasitas panas dan konduktivitas yang tinggi, tetapi mampu mendinginkan air lebih cepat daripada air biasa tanpa nanobubble.

Try dan teman-temannya mencoba mengembangkan gelembung nano ini untuk pemakaian lebih kompleks, yaitu membantu kinerja pendingin pasif pada sistem pendingin aktif reaktor nuklir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+