Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bimbel Daring Gratis “Rumah Belajar”, dari Wahana Angkasa hingga Laboratorium Maya

Kompas.com - 17/07/2019, 17:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Hendriawan menyebutkan, materi-materi itu selalu diperbaharui sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku saat ini, yakni Kurikulum 2013.

“Kalau dari sisi konten, kami selalu mengikuti. Makanya kalau diperhatikan ada beberapa konten yang masih mengikuti kurikulum lama, 2006. Ada juga konten-konten baru yang sudah mengikuti kurikulum 2013,” kata dia.

Semua materi ini bebas diakses dan diunduh oleh siapa pun tanpa perlu melakukan registrasi. Dengan demikian, materi yang tersedia di laman online bisa tetap diakses secara offline jika tidak memiliki jaringan internet yang mendukung.

Mentor online

Salah satu fitur yang ada di dalam Rumah Belajar adalah Kelas Maya. Di sana, guru dan murid dapat melakukan interaksi pembelajaran melalui jaringan internet.

Sistem yang berlaku di Rumah Belajar, guru-guru dari berbagai macam sekolah akan diajarkan secara offline bagaimana menggunakan Kelas Maya di Rumah Belajar.

“Kita melatih guru-guru di seluruh Indonesia, kita punya perwakilan di setiap provinsi, kita sebut sebagai Duta Rumah Belajar. Kemudian mereka kita coba untuk bisa membimbing siswanya menggunakan Kelas Maya Rumah Belajar, secara online,” kata Hendriatmo.

Namun, Kelas Maya tetap terbuka untuk semua kalangan meski tidak ada gurunya yang membuka kelas belajar di sana.

“Ada beberapa guru-guru yang mungkin volunteer mau sharing materi dia untuk siswa-siswa di daerah lain,” ujarnya.

Perbedaan dengan bimbel online berbayar

Perbedaan pertama antara Rumah Belajar dan berbagai bimbingan belajar online berbayar di luar sana adalah dalam hal pembiayaannya.

Rumah Belajar dapat dinikmati oleh siapapun secara gratis tanpa biaya sedikit pun.

Sementara, perbedaan selanjutnya terletak pada konsep awal yang diusung, yakni tujuan untuk meningkatkan kapasitas guru di sekolah-sekolah agar dapat mengajar sesuai dengan perkembangan teknologi, tidak hanya di ruang kelas dengan menerapkan cara konvensional.

“Kami lebih mengutamakan pada pemberdayaan guru, supaya guru lebih kreatif, lebih inovatif. Jadi guru-guru yang biasa mengajar di dalam kelas masih konvensional, kita ajak gimana caranya supaya belajarnya lebih menarik untuk siswa-siswa di sekolahnya,” ujar Hendriawan.

Dalam statistik Kelas Maya yang ada dalam web, diketahui program dengan jargon “Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja" ini sudah diikuti oleh 74.543 siswa dan 14.829 guru aktif di dalamnya.

Jumlah itu belum termasuk dengan pengakses yang tidak melakukan proses registrasi. Artinya, mereka yang hanya mengakses fitur-fitur yang tidak membutuhkan registrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com