Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2019, 21:57 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 10 UMM di Desa Jambesari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, berhasil meracik spray anti-nyamuk dari bahan alami dan ramah lingkungan.

Inovasi ini berlatar belakang dari tingginya angka penderita demam berdarah di wilayah tersebut. Kemudian diciptakanlah spray sebagai solusi untuk masyarakat yang alergi dan sensitif terhadap lotion anti-nyamuk.

Spray itu bersifat alami karena memanfaatkan potensi pembudidayaan buah jeruk di Desa Jambesari yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.

“Ide kami membuat spray anti-nyamuk dengan bahan alami ini untuk mencari solusi sehingga masyarakat tidak selalu bergantung pada lotion dan spray pembasmi nyamuk pabrikan,” ujar Dinda Muni Nurhandini, anggota Divisi Kesehatan KKN 10 UMM, seperti diwartakan di laman resmi UMM, Rabu (24/7/2019).

Baca juga: Tahun Ini 30 Mahasiswa Indonesia Raih Beasiswa OTS ke Belanda

Dia mengatakan, lotion dan spray pembasmi nyamuk buatan pabrik banyak mengandung bahan-bahan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan, antara lain berisiko mengakibatkan gangguan pernapasan.

"Fogging dan program 3M plus juga belum cukup efektif untuk mengurangi penyebaran penyakit mematikan ini,” imbuh Dinda.

Spray anti-nyamuk itu dibuat dari bahan serai, kulit jeruk, dan cengkeh. Serai terbukti mampu mengusir nyamuk, sedangkan aroma kulit jeruk tidak disukai nyamuk karena terdapat senyawa limonene di dalamnya. Adapun bunga cengkeh juga terbukti mempunyai senyawa bioaktif terhadap serangga.

"Semua bahan mudah didapatkan dan harganya terjangkau,” kata Refa Maulana selaku Koordinator Divisi Kesehatan dan Lingkungan.

Spray tersebut dibuat sebagai bagian dari program kerja Divisi Kesehatan dan Lingkungan Kelompok KKN 10 UMM.

Sehubungan dengan itu, Kepala Posyandu Desa Jambesari, Atik, memberikan apresiasi dan menilai hal itu merupakan langkah inovatif dari kelompok mahasiswa UMM. Selain itu, menurut dia, produk tersebut berpotensi menjadi produk unggulan desanya.

"Kami berterima kasih atas temuan berharga mahasiswa UMM di desa kami," tutur Atik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com