Budi Wiweko
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia

Merenungkan Perlu dan Tidaknya Rektor Asing...

Kompas.com - 02/08/2019, 17:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada umumnya perguruan tinggi di Indonesia memiliki skor terendah dalam hal indeks sitasi. Sebagai contoh Universitas Indonesia, yang memiliki peringkat tertinggi di Indonesia (296 dunia), hanya memiliki skor 1,9 untuk indeks sitasi.

Bandingkan dengan Harvard University (peringkat 3 dunia) yang memiliki skor indeks sitasi sebesar 99,6.

Parameter kedua yang merupakan sektor kelemahan perguruan tinggi di Indonesia adalah dalam hal jumlah mahasiswa asing.

Strategi mendatangkan mahasiswa asing memang bagaikan fenomena antara telur dan ayam.

mahasiswa asing akan berbondong-bondong datang ke Indonesia bila mereka melihat peringkat perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam 50 atau 100 besar dunia.

Maka, tidaklah heran bila Universitas Indonesia hanya memiliki skor 5 dalam hal mahasiswa asing, bandingkan dengan Harvard University yang memiliki skor 66,2 untuk kategori yang sama.

Satu hal terpenting yang tidak boleh dilupakan dalam merubah wajah perguruan tinggi di Indonesia adalah melakukan inovasi disruptif dalam membangun sistem.

Studi mengenai World Class University (WCU) dengan tegas menggaris-bawahi tiga komponen terpenting bagi sebuah perguruan tinggi untuk mencapai kelas dunia, yaitu talent concentration (tempat berkumpulnya sumber daya manusia terbaik), favorable governance (regulasi yang memfasilitasi) dan abundant resources (finansial dan infrastruktur yang mendukung).

Dalam dunia usaha rumah sakit dan perhotelan di Indonesia, kita sudah sangat tidak asing dengan kerja sama manajemen atau franchising system yang melibatkan negara asing, mampu menjadi daya ungkit terhadap kualitas layanan yang dilakukan.

Analogi yang mungkin perlu kita pikirkan bersama untuk membangun perguruan tinggi di Indonesia.

Seorang pimpinan perguruan tinggi, apakah itu rektor asing atau WNI, harus memiliki scientific leadership yang kuat sehingga mampu menciptakan ekosistem yang mendukung perubahan terhadap 3 komponen penting di atas.

Kepemimpinan yang kuat dan rekam jejak yang baik akan mempercepat proses transformasi, termasuk pemikiran tentang rektor asing, yang harus menjamin adanya proses alih ilmu pengetahuan-teknologi dan sistem manajemen perguruan tinggi sehingga mimpi Indonesia untuk memiliki perguruan tinggi sekaliber Harvard University dapat terwujud (BW – 2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau