Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Kampus, Kemenpora Tumbuhkan Kewirausahaan di Pesantren

Kompas.com - 02/08/2019, 19:41 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda Indonesia.

Selain bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air, Kemenpora juga menargetkan sasaran untuk menyosialisasikan program kewirausahaan ke berbagai pesantren yang ada di perdesaan.

Sebab, pesantren dinilai sebagai lembaga keagamaan dan pendidikan yang asli Indonesia dan mempunyai nilai-nilai kemandirian yang ditanamkan kepada para santri.

“Kemenpora juga fokus di kantong-kantong rural atau perdesaan. Kami mengafirmasi pesantren sebaga salah satu simpul anak-anak muda yang perlu juga ditumbuhkan jiwa kewirausahaan. Pesantren merupakan salah satu lembaga indigenous Indonesia yang memiliki sejarah kemandirian yang luar biasa,” ucap Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh seusai kuliah umum Kewirausahaan Pemuda 2019 di kampus Universitas Pertamina, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Baca juga: Dukung Usaha Muda, Universitas Pertamina Gelar Kuliah Kewirausahaan

Potensi bernilai ekonomis

Menurutnya, urusan menumbuhkan jiwa kewirausahaan tidak hanya mengenai perdagangan, tetapi lebih dari itu, yakni mengubah potensi diri dengan modal kreativitas dan inovasi lalu mengonversinya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Maka dari itu, kewirausahaan bukan hanya dipelajari di fakultas ekonomi suatu perguruan tinggi, melainkan bisa diperoleh dari lembaga lain, termasuk di pesantren.

“Artinya potensi bisa beragam, tapi dengan kreativitas, inovasi, dan pendampingan, generasi muda bisa mengonversi potensi yang dimiliki menjadi bernilai ekonomis,” imbuh Asrorun.

Dia memberi contoh potensi yang bisa dikelola dan bermanfaat secara ekonomis misalnya di bidang seni, makanan dan minuman, teknik, serta keagamaan. Untuk di bidang keagamaan itu, lulusan pesantren tidak hanya bisa menjadi seorang pemuka agama, tetapi juga bisa menjadi konsultan.

”Intinya dia memahami potensi diri, kemudian dia aktualisasikan, ditambah kreativitas dan inovasi sehingga berbuah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis,” ujarnya.

Kampus titik strategis

Salah satu kerja sama yang dilakukan Kemenpora bersama Universitas Pertamina dengan menggelar kuliah umum Kewirausahaan Pemuda 2019 bertema “Entrepreneurial Mindset dan Motivasi Kewirausahaan” di kampus Universitas Pertamina, Jakarta.

Pemilihan kegiatan tersebut di kampus karena dinilai sebagai tempat berkumpulnya anak muda yang memiliki kreativitas dan inovasi.

“Kampus merupakan center of excellence. Tempat anak muda yang berdedikasi, kreatif, dan inovatif. Karena itu, Kemenpora menjaring di titik strategis ini untuk mencari potensi anak muda yang memiliki kemampuan pengembangan kewirausahaan,” kata Asrorun.

Dia mengharapkan setelah kuliah ini akan muncul para pengusaha muda baru yang mempunyai dedikasi, kreativitas, inovasi, dan keberanian untuk mulai melakukan wirausaha.

Kemenpora akan memberi pendampingan berupa dukungan fasilitas pembiayaan yang bersifat hibah agar anak-anak muda segera memulai usaha dan semakin mantap dalam menjalankannya.

Dukungan itu diberikan karena ada kemungkinan lembaga pembiayaan bank dan non-bank belum menaruh kepercayaan kepada pengusaha muda untuk memberikan pembiayaan.

Dorong wirausaha kampus

“Bisa jadi lembaga pembiayaan dan pelaku usaha lain belum cukup percaya terhadap mereka (pengusaha muda), makanya Kemenpora mendukung pembiayaan. Diharapkan mereka tumbuh, membangun network, lalu berkolaborasi, termasuk dengan lembaga pembiayaan bank dan non-bank,” jelas Asrorun.

Dia juga berharap aktivitas semacam ini bisa melahirkan sarjana plus, yaitu sarjana yang memiliki kelebihan dalam melakukan wirausaha, bersertifikasi kompetensi tertentu, serta mempunyai keterampilan lebih untuk mendorong pertumbuhan pengusaha muda.

Dia pun menuturkan, pelaksanaan kegiatan seperti ini dilakukan di 22 kampus yang tersebar di berbagai wilayah Jabodetabek, misalnya IPB, UIN, Universitas Pancasila, Universitas Tarumanagara, Universitas Trisakti, Universitas Mercubuana, Universitas Pakuan, dan Universitas Binus.

“Cukup banyaklah. Artinya kami tidak membedakan kampus swasta atau negeri, tapi yang penting tata kelolanya memungkinkan dan memiliki daya dukung untuk pengembangan kewirausahaan di kalangan kampus,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com