KOMPAS.com - Ternyata tidak hanya top perguruan tinggi negeri (PTN) Indonesia saja yang memberi kesempatan siswa berprestasi internasional masuk kampus mereka lewat jalur prestasi.
Universitas kelas dunia mulai mengamati talenta-talenta siswa Indonesia berprestasi lewat beragam kompetisi dan penelitian siswa internasional. Tidak perlu melamar, siswa justru ditawari masuk universitas tersebut dengan beragam fasilitas beasiswa.
Salah satunya dialami Alfian Edgar Tjandra siswa SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan, yang secara khusus mendapat tawaran, tanpa harus melamar, di Harvard University, Amerika Serikat, salah satu jajaran "Ivy League", universitas terketat dan bergengsi Amerika Serikat.
"Biasanya melalui ajang-ajang kompetisi internasional, universitas besar internasional tersebut sudah melakukan pengamatan, siswa-siswa mana yang masuk 'radar' mereka, termasuk siswa kami yang meraih prestasi internasional" jelas Imam Husnan Nugroho Kepala Sekolah Kharisma Bangsa.
Alfian Edgar Tjandra dan Farrel Dwireswara Salim merupakan dua siswa Kharisma Bangsa yang mewakili Indonesia dalam ajang IMO (International Mathematical Olympiad), dan berhasil meraih medali perak dan perunggu di Bath, Inggris Raya, pada 11-22 Juli 2019.
Baca juga: Prestasi Gemilang, Indonesia Peringkat 5 Lomba Debat Internasional
Mereka berdua juga aktif tergabung dalam TOMI (Tim Olimpiade Matematika Indonesia). Kontribusi medali ini membawa tim Indonesia meraih peringkat 14 dari 110 negara yang ikut serta dalam olimpiade ini, dengan total raihan 6 medali yaitu 1 medali emas, 4 medali perak, dan 1 medali perunggu.
Selain Edgar dan Farrel, dua siswi lain Anastasya Azzahra dan Tiara Salsabila juga berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali emas dalam "World Invention Creativity Olympic (WICO)" di Seoul, Korea Selatan, pada 25-27 Juli 2019.
Proyek sains plester daur ulang dan krim untuk mempercepat penyembuhan luka dari Anastasya dan Tiara mendapat penghargaan atas upaya memanfaatkan ekstrak alami daun sirih dan kemangi untuk menghasilkan plester dan krim untuk mengurangi limbah medis plester yang sulit didaur ulang.
Lebih jauh Iwan menjelaskan ada 2 kunci keberhasilan dalam mengantar siswa berprestasi di tingkat internasional dan masuk dalam pengamatan universitas bergengsi dalam dan luar negeri.
"Yang pertama dukungan dari pihak sekolah. Sekolah harus punya kultur atau budaya untuk berprestasi. Dengan kultur itu kita bisa membantu anak-anak berprestasi. Yang kedua tentu saja dukungan dari orang tua," jelas Iwan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.