Belajar dari Korea Selatan, Riset Berbasis Kebutuhan Industri

Kompas.com - 20/08/2019, 18:34 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pendidikan di Korea Selatan mengadopsi dan memodifikasi sistem problem based learning melalui kerja sama dengan industri. Kampus melakukan riset sesuai dibutuhkan industri sehingga kolaborasi riset merupakan sesuatu yang biasa dilakukan.

Hal itu diungkapkan Mohammad Syafrudin, peneliti bidang Industrial and System Engineering di Dongguk University Seoul, Korea Selatan. Dia berbagi pengalaman kerja dalam “Sharing Riset dengan Diaspora Indonesia Bidang Data Mining, IOT, Information System, Big Data, dan Industrial Artificial Intellegent” di Universitas Budi Luhur (UBL), Selasa (20/8/2019).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Simposium Cendikia Kelas Dunia (SCKD) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tanggal 19 – 25 Agustus 2019.

Semangat kolaborasi riset

Syafrudin merupakan cendikia muda Indonesia yang lulus dari UIN Sunan Kalijaga tahun 2013, kemudian bekerja sebagai peneliti dan melanjutkan studi hingga meraih PhD di bidang Industrial and System Engineering Dongguk University, Korsel.

Baca juga: Kemenristekdikti Siap Tambah Dana untuk Tingkatkan Penelitian

Dia membagikan beberapa riset berjudul “Application of Bluetooth Low Energy-Based Real-TimeLocation System for Indoor Environments”, "Detecting Movement and Direction of Tags for RFID Gate”, dan “Radio Frequency Identification”.

“Hal lain yang tampak berbeda adalah keamanan data pribadi di Korea sangat dijaga,” ujar Syafrudin dalam sharing tersebut.

Dia mengharapkan kehadirannya bisa memengaruhi para sivitas akademika UBL agar lebih bersemangat melakukan kolaborasi riset dan kerja sama lain.

Membangun SDM Indonesia

Sharing Riset dengan Diaspora Indonesia Bidang Data Mining, IOT, Information System, Big Data, dan Industrial Artificial Intellegent di Universitas Budi Luhur (UBL), Selasa (20/8/2019). Dok. Universitas Budi Luhur Sharing Riset dengan Diaspora Indonesia Bidang Data Mining, IOT, Information System, Big Data, dan Industrial Artificial Intellegent di Universitas Budi Luhur (UBL), Selasa (20/8/2019).

UBL merupakan salah satu dari 54 perguruan tinggi di Indonesia yang dikunjungi oleh cendikia diaspora berkelas dunia. Sharing itu juga dihadiri lebih kurang 40 dosen bidang teknologi informasi UBL.

“Ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi dosen-dosen UBL untuk menjajaki kolaborasi riset dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri, khususnya Dongguk University Korea,” ucap Plt Rektor UBL Dr Wendi Usino, MSc.

Para dosen UBL juga menggunakan kesempatan menggali informasi di luar riset, misalnya tentang kehidupan di Korea dan cara mendapatkan beasiswa di sana.

Penanggung jawab kegiatan tersebut, Tjahjanto menuturkan bahwa pihaknya mengharapkan sharing riset ini bisa dilanjutkan dengan joint riset dan kesempatan terbuka untuk para dosen UBL agar bisa kuliah di Korea.

“Semua ini kami lakukan dalam mendukung pemerintahan Jokowi untuk membangun sumber daya manusia Indonesia agar setara dengan SDM negara lain,” tutur Tjahjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau