Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2019, 11:56 WIB

KOMPAS.com - Kualitas hasil belajar siswa sangat bergantung pada kualitas proses pembelajaran yang kuncinya dimainkan guru. Untuk itu, guru diharapkan mampu memberikan 'roh' dalam pembelajaran di kelas.

Dalam pembelajaran mata pelajaran (mapel) di kelas, capaian keberhasilan siswa tidak hanya diukur dari nilai baik namun terlebih siswa mampu memperoleh capaian keterampilan dari setiap mapel.

Hal ini mengemuka dalam pelatihan 150 guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK Universitas Jambi dan UIN Sulthan Thaha Saifuddin dalam Modul II Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundatiaon yang digelar 25-29 Agustus 2019.

Pelatihan bertujuan mempersiapkan fasilitator daerah untuk melatih kembali para guru, kepala sekolah dan pengawas di sekolah dan madrasah mitra di tiga Kabupaten, yaitu Tanjab Timur, Tanjab Barat dan Batang Hari dalam mengimplementasikan materi modul II.

Baca juga: Siapa Bilang HOTS Sulit? Kendal Unjuk Karya Pembelajaran Inovatif

 

“Kita memberikan keterampilan praktis kepada peserta dalam menerapkan pembelajaran yang menitikberatkan pada penyelidikan dan penemuan oleh siswa di kelas, kemudian mengembangkan budaya baca, dan manajamen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran,” kata Stuart Weston Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation.

Permainan "ADIKSIMBA"

Salah satu yang menarik adalah sejumlah guru dan dosen melakukan praktik mengajar dengan membawa ikan mas dan mujaer untuk pembelajaran siswa di SDN 47 Kota Jambi.

Mereka mengamati alat pernafasan ikan dengan mengalami langsung. Sehingga siswa mengetahui bentuk insang, jumlah lapisan insang dan warna insang dengan cara memotong kepala ikan dan membelahnya menjadi dua bagian.

Siswa belajar langsung dengan ikan, kami sengaja bawa agar kontekstual, siswa mengamati langsung, kemudian menyampaikan dan menulis hasil pengamatan ikan tersebut,” ungkap Deni Sulistiowati Ningsih, guru asal SDN 61 Talang Babat Tanjab Timur.

Alat dan bahan yang digunakan adalah ikan hidup dan mati, pisau, sarung tangan plastik, dan toples besar berisi air untuk ikan hidup. “Sengaja kita bawa dua ikan, untuk pengamatan secara langsung,” ujar Issaura Sherly Pamela, dosen PGSD Universitas Jambi yang juga langsung praktik menjadi guru.

Selain mendapatkan materi IPA, dalam pembelajaran tersebut juga termuat muatan Bahasa Indonesia, tentang mengidentifikasi informasi yang terkait pertanyaan ADIKSIMBA (Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana) dilakukan dengan “bermain dadu pertanyaan” tentang ikan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+