Siapkan SDM Unggul Berdaya Saing, SWA Gelar "STEM Competition"

Kompas.com - 06/09/2019, 17:23 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com – Berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, kualitas pendidikan di Indonesia masih menduduki peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan kualitas tenaga pekerja pendidikan itu sendiri berada di peringkat terakhir dari 14 negara berkembang lain.

Padahal, sistem pendidikan menjadi salah satu penentu kualitas dalam menghasilkan SDM unggul, hal yang menjadi fokus perhatian pemerintah saat ini. 

Menjawab tantangan itu, Sinarmas World Academy (SWA) bekerja sama dengan Creative Kids (CK) Education menggelar "Science, Technology, Engineering, and Math (STEM) Competition" pada Sabtu (31/8/2019).

Dalam "SWA STEM Competition 2019" digelar beberapa lomba antara lain; mewarnai U-Art, menyusun lego untuk mengasah kreativitas, hingga kompetisi "First Lego League (FLL)".

Dorong lahirnya inventor muda

"Acara ini bertujuan memberikan experience, engagement kepada siswa terhadap materi STEM yang selama ini dipelajari dalam bentuk konsep dan diaplikasikan secara langsung untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada di kehidupan nyata," jelas General Manager SWA, Deddy Djajaria.

Baca juga: Selain Prestasi Cucu Gus Dur, Ini 8 Inovasi Peneliti Muda Indonesia di Kancah Internasional

Ia berharap dengan kegiatan ini akan medorong generasi muda dapat memberikan solusi terhadap tantangan masa depan. "Kita berharap secara khusus akan bermunculan young Inventors and Innovators di kalangan anak muda Indonesia." ujar Deddy.

Saat ini FLL telah dilaksanakan di 96 negara dan telah dilaksanakan selama 20 tahun lebih di mana untuk Indonesia sendiri FLL memasuki tahun kedua 

Ketua Pelaksana STEM Competition, Gunawan Tunas sekaligus Ketua CK Education berpendapat pendidikan di dunia sekarang ini banyak fokus pada mengajarkan anak-anak kreativitas dan teknologi.

Tidak hanya kreativitas saja yang diasah, namun juga pengetahuan akan perkembangan teknologi yang maju pesat juga perlu diajarkan kepada anak-anak.

“Saya termasuk orang yang mengatakan bahwa anak-anak tidak bisa hindari tidak bersentuhan dengan teknologi. Bukan karena canggih, tapi karena itu sudah menjadi sebuah efisiensi. Segala sesuatu menjadi efisien karena kita menggunakan teknologi,” kata Gunawan.

Berkompetisi global

Sinarmas World Academy (SWA) bekerja sama dengan Creative Kids (CK) Education menggelar Science, Technology, Engineering, and Math (STEM) Competition pada Sabtu (31/8/2019).DOK. SWA Sinarmas World Academy (SWA) bekerja sama dengan Creative Kids (CK) Education menggelar Science, Technology, Engineering, and Math (STEM) Competition pada Sabtu (31/8/2019).

Karena itu, ia berharap anak-anak dapat terbiasa dengan perubahan teknologi dan mampu mengikuti, serta menggunakan dengan bijak, dan efektif.

Bukan hanya anak, perkembangan teknologi ini juga harus diperhatikan orangtua. “Bukan hanya anak sebenarnya, tapi juga orangtua bagaimana mengontrol anak menggunakan smartphone untuk kepentingan yang positif,” ujarnya.

Dengan berjalannya kompetisi, diharapkan kualitas SDM Indonesia mampu bersaing secara internasional?

Stigma anak Indonesia tidak dapat bersaing dibantah oleh Gunawan. “Pengalaman kita bawa anak lomba ke tingkat internasional, anak Indonesia kreativitas sangat tinggi, dan mereka mampu. Hanya saja mereka sering tidak berani tampil, kadang-kadang gak pede, gak bisa berkomunikasi,” jelasnya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau