Hal senada disampaikan Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan Indonesia tahun 1993-1998. Menurutnya, orang Indonesia bukannya tidak mau berkompetisi, namun takut dan tidak percaya diri untuk menunjukan potensi yang dipunya.
“Orang Indonesia karena baru bangkit jadinya takut berkompetisi. Sedangkan hidup mereka nanti penuh kompetisi. Jadi, (melalui kompetisi ini) anak-anak kita dididik untuk berani bersaing, berani kalah,” ungkap Wardiman.
Bukan hanya itu, Wardiman juga menyampaikan anak Indonesia mempunyai potensi besar. Yang harus didorong adalah kesempatan mereka untuk mengembangkan potensi tersebut.
Sinergi dengan orang tua pun juga dapat berperan besar dalam pengembangan anak Indonesia yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa.
Hal ini dibuktikan "The XBOTS", salah satu kelompok peserta FLL mampu menjadi bukti nyata bahwa anak Indonesia juga dapat berprestasi di kancah internasional.
Atas dukungan orang tua, walaupun mereka masih tergolong anak-anak dan remaja muda, kelompok dengan rentang umur 12-15 ini pernah terbang ke Australia dan Singapura, dan menyabet penghargaan minimal satu di setiap kompetisi FLL yang diikutinya.
Diharapkan kemampuan SDM Indonesia akan terus berkembang bila sejak dini anak-anak mulai diajarkan untuk terus mengembangkan bakat dan berani unjuk gigi.
Menurut Gunawan, mereka sangat siap jika infrastruktur, regulasi pemerintah, dan para pendidik SDM dapat berkolaborasi. “Karena konsep dari industri 4.0 adalah kolaborasi. otulah yang harus terus kita dorong,” tutup Gunawan.
Penulis: Evelyn Kusuma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.