Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Papua Kakakku", Gagasan Nusantara dari Teman Tuli Teater 7

Kompas.com - 09/10/2019, 00:01 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Matahari bersinar dan menari-nari di panggung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Langkah-langkah kecil yang halus berhasil meredam suara panggung yang terbuat dari kayu, meninggalkan keindahan yang dibungkus kesunyian. Tanpa ucap, tetapi gerak tubuh; anak-anak Tuli memulai aksinya dalam kreasi pertunjukkan teatrikal bertajuk “Papua Kakakku” (14/9/2019).

Salah satu pemain beraksi lewat ekspresi dan bahasa isyarat. Berbeda dengan pementasan pertama Teater 7 yang dominan diperankan pemain dewasa, kali ini giliran anak-anak yang beraksi.

Salah satunya Fudhail Abdillah Alkaff, seorang aktor cilik berusia 11 tahun yang ikut berlaga di bawah sorot lampu malam itu. Akrab dipanggil Dillah, ia bercerita kepada Ibunya bahwa terdapat banyak pembelajaran didapatkan ketika mengikuti Teater 7.

“Dillah pernah cerita bahwa dia belajar dance, belajar ekspresi wajah, belajar bahasa isyarat,” imbuh Nisa Imamy, Ibu dari Dillah. Nisa mengaku semenjak anak sulungnya bergabung dalam Teater 7, bakatnya di dunia seni sandiwara semakin berkembang dan tersalurkan.

Gagasan nusantara Teman Tuli

Ray Sahetapy, pendiri Teater 7, turut memberikan kata sambutan kepada para hadirin di rangkaian pembukaan pementasan “Papua Kakakku”.

Baca juga: Di Semarang, Anak Berkebutuhan Khusus Dapat Hidup Lebih Nyaman

“Salam Nusantara!” teriak Ray Sahetapy, pendiri Teater 7.

“Sejahtera!” balas penonton yang hadir dan menjadi saksi perwujudan karya kedua sejak teater ini berdiri pada 2018.

Teater 7 merupakan Teater Tuli pertama di Jakarta dan memiliki visi mengembangkan gagasan-gagasan Nusantara.

Ray Sahetapy memotivasi aktor dan aktris tuli untuk berani menciptakan gagasan yang orisinal. Dari persiapan sampai hari pementasan “Papua Kakakku”, hampir setiap gagasan dan ide yang muncul adalah dari teman-teman tuli.

“Supaya Teman Tuli itu bisa memasukkan gagasan-gagasan yang dapat dipahami oleh
Teman Dengar,” ucapnya ketika diwawancarai Kompas.com setelah pementasan kedua selesai.

“Oleh karena itu, karya ini yang seluruhnya dari Teman Tuli. Sutradara, penulis naskah,
pemain; Tuli semua!”

Para pemain berlakon dalam pementasan ini adalah anak-anak yang masih berada di Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan. Dengan ragam karakter dan latar belakang pemain, tantangan yang muncul juga beragam.

Sama seperti tutur dari produser terlibat, mereka mengaku terdapat beberapa rintangan ketika pelatihan berlangsung.

“Lebih kepada bagaimana cara mereka fokus,” ujar Kania Widjajadi yang terlibat sebagai salah
satu produser. “Memberitahu mereka kita akan membuat pentas, nih, judulnya Papua Kakakku. Jadi mereka ga boleh main-main, lari-larian, dan yang lainnya,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Hasil Ujian Mandiri UGM 2025 Diumumkan 19 Juli, Cek Biaya UKT dan IPI-nya
Hasil Ujian Mandiri UGM 2025 Diumumkan 19 Juli, Cek Biaya UKT dan IPI-nya
Edu
Tim Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Sabet 2 Perak Ajang 'Japan Design, Idea and Invention Expo 2025'
Tim Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Sabet 2 Perak Ajang "Japan Design, Idea and Invention Expo 2025"
Edu
Uang Saku Penerima Beasiswa LPDP Dinilai di Bawah Standar, Apa Kata LPDP?
Uang Saku Penerima Beasiswa LPDP Dinilai di Bawah Standar, Apa Kata LPDP?
Edu
Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada Anak Jawa Barat yang Putus Sekolah
Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada Anak Jawa Barat yang Putus Sekolah
Edu
Guru Honorer di Depok Dinonaktifkan, Diduga Lakukan Jual-Beli Kursi SPMB 2025
Guru Honorer di Depok Dinonaktifkan, Diduga Lakukan Jual-Beli Kursi SPMB 2025
Edu
Pemerintah Tetapkan 7 Juli Hari Pustakawan Indonesia, Apakah Jadi Libur Nasional?
Pemerintah Tetapkan 7 Juli Hari Pustakawan Indonesia, Apakah Jadi Libur Nasional?
Edu
Beasiswa DAAD Masih Buka, Kuliah S2-S3 ke Jerman Tanpa Batas Usia
Beasiswa DAAD Masih Buka, Kuliah S2-S3 ke Jerman Tanpa Batas Usia
Edu
Cek Jalur Mandiri UB 2025 yang Masih Buka, Sekian Biaya UKT dan IPI-nya
Cek Jalur Mandiri UB 2025 yang Masih Buka, Sekian Biaya UKT dan IPI-nya
Edu
Kuliah S1-S3 Gratis, Ini Jadwal dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2025
Kuliah S1-S3 Gratis, Ini Jadwal dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2025
Edu
Pameran Imersif 'The Redmiller Universe', dari Pendidikan Budaya hingga Pesan Nilai Kehidupan
Pameran Imersif "The Redmiller Universe", dari Pendidikan Budaya hingga Pesan Nilai Kehidupan
Edu
Belum Banyak yang Tahu, Ini Alasan 7 Juli Jadi Hari Pustakawan Indonesia
Belum Banyak yang Tahu, Ini Alasan 7 Juli Jadi Hari Pustakawan Indonesia
Edu
Cegah Penyakit Menular, Calon Siswa Sekolah Rakyat Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Cegah Penyakit Menular, Calon Siswa Sekolah Rakyat Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Edu
Hasil SPMB Kota Bandung 2025 Jenjang SD-SMP , Live di YouTube Hari Ini
Hasil SPMB Kota Bandung 2025 Jenjang SD-SMP , Live di YouTube Hari Ini
Edu
Satu Rombel 50 Siswa: Jalan Pintas Menyesatkan
Satu Rombel 50 Siswa: Jalan Pintas Menyesatkan
Edu
Studi MIT Ungkap ChatGPT Berpotensi Mengikis Kemampuan Berpikir Kritis
Studi MIT Ungkap ChatGPT Berpotensi Mengikis Kemampuan Berpikir Kritis
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau