Namun sayangnya dari total 15 kecamatan baru 4 kecamatan yang dapat didatangi oleh INOVASI, karena sulitnya akses jalur untuk menuju lokasi.
Kedepannya, guru yang sudah mendapatkan pelatihan oleh INOVASI akan dikirimkan ke kabupaten lain untuk memberikan pelatihan.
Kasubdit Adat dan Budaya, Dirjen Pelayanan Sosial Dasar Kementerian Desa, H. Yusra, menyebutkan bahwa pemerintah pusat membantu dalam mengalokasikan dana untuk literasi desa melalui anggaran APBN, dana desa.
Dari dana desa tersebut, anggaran literasi desa berada di dalam anggaran kualitas hidup masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Adapun anggaran lainnya digunakan untuk kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan.
Dalam lima tahun terakhir, anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah juga tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan desa.
“Selama lima tahun terakhir, sudah 250 triliun bahkan ke depan kita merencanakan untuk mencapai 400 triliun dalam lima tahun ke depan,” ujar Yusra.
Selain bantuan dari pemerintah pusat, peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan literasi.
Untuk melibatkan masyarakat, INOVASI bekerjasama dengan Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Borneo Tarakan (UBT), Yayasan Litara, dan komunitas OPOB (One Person One Book) untuk mendorong penumbuhan budaya membaca dengan mengembangkan bahan bacaan, penguatan peran perpustakaan, dan peningkatan mutu sekolah.
Penulis: Tantiana Vida & Livia Marcella
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.