Kampus-kampus ‘Ivy League’ – sebutan untuk delapan kampus papan atas di pantai Timur Amerika (Harvard, Yale, Columbia, Princeton, Cornell dan lainnya) pun sudah memasuki era ini, bukan karena mereka takut kehilangan intake – calon mahasiswa yang mendaftar – namun lebih daripada itu, mereka ingin mendorong anak-anak muda hingga para profesional muda untuk upgrade kompetensi mereka agar tetap kompetitif di industri manapun.
Caranya? Online learning, online certification, online case studies (real cases), dan lainnya. Inilah online bootcamp seperti yang saya ceritakan terjadi di Ambarawa dan Muntilan dua atau tiga dasawarsa lalu.
“Sometimes it gets a lot of wrong answers to get to the right one.” – LouAnne Johnson
Terkadang kita mendapatkan banyak jawaban yang salah hanya untuk mendapatkan satu saja jawaban yang benar.
Beberapa kolega saya sesama praktisi yang kebetulan juga mengajar di beberapa graduate business school mengeluhkan hal yang sama: apakah buku pegangan pengajaran yang kita pakai salah? Apakah studi kasus yang diwajibkan sudah kadaluwarsa? Apakah para mahasiswa kita sudah kehilangan selera dengan suasana kelas yang begini-begini saja?
Jujur saja, saya mengeluhkan hal-hal yang sama.
Tapi saya tak henti bereksperimen. Kelas tak boleh lagi hanya mengakomodasi seorang bintang berdiri di panggung. Saya membayangkan hubungan dosen dan mahasiswanya di kelas seperti dua pemain pingpong.
Ada interaksi, dan kedua belah pihak sama-sama tak ingin gagal mengembalikan bola. Dinamikanya ada di situ. Mahasiswa dan dosen sama-sama belajar, bukan soal mata ajarnya, tapi soal bagaimana dinamika dunia disikapi melalui mata ajar tersebut.
Saat ini kita sepakat bahwa metodologi pengajaran menjadi biang yang paling urgen diubah, disesuaikan dengan jaman, dengan kebutuhan industri. Era kuliah sudah hampir terbenam.
Mentari ‘ilmu’ seperti apa yang akan terbit di pagi berikutnya, itu tergantung apa yang sudah, sedang atau akan kita lakukan.
“We’ve got the right answer. Let’s do it, or else..."
Semper Fi!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.