“Sometimes it gets a lot of wrong answers to get to the right one.” – LouAnne Johnson
Terkadang kita mendapatkan banyak jawaban yang salah hanya untuk mendapatkan satu saja jawaban yang benar.
Beberapa kolega saya sesama praktisi yang kebetulan juga mengajar di beberapa graduate business school mengeluhkan hal yang sama: apakah buku pegangan pengajaran yang kita pakai salah? Apakah studi kasus yang diwajibkan sudah kadaluwarsa? Apakah para mahasiswa kita sudah kehilangan selera dengan suasana kelas yang begini-begini saja?
Jujur saja, saya mengeluhkan hal-hal yang sama.
Tapi saya tak henti bereksperimen. Kelas tak boleh lagi hanya mengakomodasi seorang bintang berdiri di panggung. Saya membayangkan hubungan dosen dan mahasiswanya di kelas seperti dua pemain pingpong.
Ada interaksi, dan kedua belah pihak sama-sama tak ingin gagal mengembalikan bola. Dinamikanya ada di situ. Mahasiswa dan dosen sama-sama belajar, bukan soal mata ajarnya, tapi soal bagaimana dinamika dunia disikapi melalui mata ajar tersebut.
Saat ini kita sepakat bahwa metodologi pengajaran menjadi biang yang paling urgen diubah, disesuaikan dengan jaman, dengan kebutuhan industri. Era kuliah sudah hampir terbenam.
Mentari ‘ilmu’ seperti apa yang akan terbit di pagi berikutnya, itu tergantung apa yang sudah, sedang atau akan kita lakukan.
“We’ve got the right answer. Let’s do it, or else..."
Semper Fi!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.