Ini Kunci Pelajar Indonesia Bisa Eksis Kuliah di Luar Negeri

Kompas.com - 15/10/2019, 19:42 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Asri mengaku mencoba mendaftar ke beberapa sekolah Art and Design hingga berlabuh di California College of the Arts.

Sebelum meraih beasiswa itu, ia mengirim 20 lembar portofolio dan artist’s personal statement.

Usaha keras memang tak mengkhianati hasil. Ia pun mendapat beasiswa parsial sebesar 15.000 dollar AS per tahun.

Perempuan asal Jakarta itu mengaku, beasiswa tersebut cukup membantu karena dapat menutup sepertiga dari total biaya pendidikan.

Tak ragu ikut kompetisi

Sejumlah lembaga di negara lain memiliki misi membantu pelajar maupun mahasiswa yang kesulitan finansial. Salah satu caranya adalah lewat gelaran sayembara atau kompetisi.

Sayangnya, peluang itu kerap diabaikan pelajar Indonesia maupun warga setempat.

Namun, tidak demikian dengan Asri yang justru tertantang untuk ikut kompetisi.

Apalagi, masih ada sederet biaya yang mesti dibayar, seperti biaya kuliah sebesar 30.000 dollar AS per tahun, asuransi kesehatan, sewa rumah tinggal, dan biaya hidup di Silicon Valley.

Pada akhir 2015, Asri mulai berpartisipasi dalam sejumlah kompetisi arsitektur dan desain interior yang berhadiahkan beasiswa, di antaranya adalah The Ken Roberts Memorial Delineation Competition (2015), IIDA Competition (2016).

Dewi fortuna tampaknya belum berpihak pada Asri kali itu. Lantas, pada 2017 Asri mewakili universitas dalam kompetisi desain interior yang digelar Angelo Donghia Foundation.

Setiap tahun, ada 13 pemenang yang dipilih. Pada tahun yang sama, ia pun menjadi salah satu pemenang dan mendapat beasiswa sebesar 30.000 dollar AS.

Dengan berbagai beasiswa yang diperoleh, ia bisa melunasi biaya kuliah tanpa membebani orangtua.

“Mendapat beasiswa untuk mimpi menyelesaikan studi di Amerika bukan hal mudah, tetapi bukan pula mustahil,” kata Asri yang kini bekerja sebagai desainer interior di Hart Howerton.

Jangan malu untuk magang

Para pelajar Indonesia yang merantau ke luar negeri tak cuma bisa memperluas wawasan, mereka juga bisa mencari pengalaman bekerja lewat program magang.

Pengalaman magang merupakan modal utama bila pelajar ingin mencari pekerjaan di negara itu selepas kuliah.

Dengan adanya pengalaman internship atau work-study job, imbuh dia, bukan mustahil curriculum vitae (CV) bisa masuk deretan atas, untuk kemudian masuk tahap wawancara di perusahaan.

Setelah kelulusan, Asri mengaku mengalami tantangan besar dalam mencari pekerjaan sebagai warga internasional.

Pengalaman magang dan prestasi kompetisi bukan hanya bertujuan untuk CV yang menonjol, tetapi juga membangun mental dan kegigihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau