Pemerintah Jangan Lengah Siapkan SDM Unggul di Era Ekonomi Digital

Kompas.com - 18/11/2019, 12:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Editor

Pemerintah wajib intervensi 

Kini, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru pemberi kerja, yaitu dunia usaha yang lebih banyak membutuhkan keahlian khusus. Tanpa intervensi pemerintah akan sulit bersaing.

Sebuah kenyataan, bahwa dalam 20 tahun terakhir, struktur ekonomi Indonesia didorong oleh sektor-sektor usaha yang membutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi khusus.

Data BPS menyebutkan bahwa dua sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah sektor transportasi dan komunikasi serta jasa.

Pada akhir 2018, sektor transportasi dan telekomunikasi tumbuh 7,0 persen. Sedangkan sektor jasa dan lainnya mencapai 5,6 persen. Keduanya di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang masih di bawah 5,5 persen.

Sementara industri pengolahan seperti pabrik dan pertanian, tumbuh di bawah ekonomi nasional. Pada tahun tersebut, masing-masing hanya menyentuh kisaran 4,3 persen.

Kondisi ini merupakan dilema besar bagi Indonesia. Merespons perkembangan laju ekonomi digital yang begitu cepat, berpotensi meninggalkan tenaga kerja yang masih “jauh panggang dari api” dalam merespons kebutuhan.

Dalam industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi keahlian khusus seperti pada ekonomi digital, sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting.

Untuk itu, respons pemerintah agar tenaga kerja kita mampu beradaptasi dengan kebutuhan dunia digital tersebut jangan sampai terlupakan.

Ketika pemerintah lengah menyiapkan tenaga kerja dengan keahlian yang dibutuhkan, niscaya mereka akan tertinggal musim perkembangan dunia digital yang melaju pesat.

Artinya, kita kehilangan momentum memanfaatkannya untuk menggerakkan perekonomian nasional yang sedang terengah-engah.

Penulis: Herry Gunawan, Head of Research Data Indonesia

Penulis menyelesaikan studi Ilmu Ekonomi di Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dan saat ini menjadi Head of Research lembaga riset Data Indonesia sambil menjadi penulis buku dan konsultan lepas untuk laporan tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau