KOMPAS.com - Di dunia disabilitas, ada beragam jenis disabilitas. Salah satunya yaitu tunanetra.
Bagi kamu yang belum pernah berinteraksi dengan tunanetra, tak perlu khawatir salah paham atau canggung saat ingin memulai interaksi. Kamu cukup memperhatikan tentang sentuhan dan tegur sapa saat berinteraksi dengan tunanetra.
Pemerhati disabilitas dari General Election Network For Disability Access, Tolhas Damanik, mengatakan, tutur kata dan sentuhan merupakan dua kunci penting saat ingin berkomunikasi dengan tunanetra.
Bila sudah melakukan tutur sapa dan sentuhan, lanjutnya, kesalahpahaman tak akan terjadi antara non-disabilitas dan disabilitas seperti tunanetra.
Berikut tips berinteraksi dengan tunanetra seperti dirangkum dari wawacara Kompas.com bersama Tolhas.
Baca juga: Hari Disabilitas Internasional, Siswa SLB A Jakarta Berkunjung ke Kompas Gramedia
Tolhas mengatakan, jika kali pertama bertemu dengan tunanetra, sebaiknya menepuk bahu atau punggung tangan tunanetra yang ingin diajak berbincang. Menurut dia, sentuhan di bahu atau punggung tangan perlu dilakukan sebelum memulai perbincangan.
"Karena mereka tak tahu siapa yang ada di sekitar mereka. Kalau kita ngomong tanpa sentuhan, kan dia (tunanetra) tak tahu apakah sedang diajak berbincang," kata Tolhas yang juga penyandang tunanetra.
Menurut dia, tunanetra memerlukan sentuhan agar tahu bahwa sapaan itu ditujukan ke mereka. Apalagi, jika komunikasi dilakukan di area terbuka yang banyak orang.
Setelah menepuk bahu atau punggung tangan tunanetra yang ingin diajak berbincang, kamu bisa langsung memperkenalkan diri.
Setelah memperkenalkan diri, lanjut Tolhas, bisa langsung menanyakan perihal bantuan atau kebutuhan yang bisa dibantu.
"Jangan merasa kita tahu apa yang bisa kita lakukan ke mereka. Lebih baik tanyakan dulu. Ketika kita bertanya, kita tahu apa yang bisa kita lakukan," lanjut Tolhas.
Tunanetra dalam beberapa kondisi, seperti ingin menyeberang jalan, membutuhkan bantuan untuk dituntun.
Tolhas mengatakan, bila ingin menggandeng tunanetra lebih baik pada bagian lengan.
"Bukan dirangkul ya sehingga dia (tunanetra) bisa satu langkah berada di belakang kita," tambah Tolhas.
Tips lainnya yang bisa diperhatikan adalah menggunakan kata pengganti arah, seperti kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah atau arah mata angin untuk menunjukkan arah kepada tunanetra.
Hindari penggunaan kata "di sana" atau "di sini".
Tak semua tunanetra butuh bantuan. Menurut Tolhas, masyarakat perlu memahami penolakan bantuan yang dilakukan oleh tunanetra.
"Akan sangat mungkin mereka tak mau dibantu dan itu tak apa-apa. Pada satu kondisi, mereka itu bisa sendiri dan itu tak apa-apa. Jangan merasa bahwa mereka menolak bantuan," tambah Tolha.
Tolhas kembali menekankan untuk pentingnya membangun komunikasi aktif dua arah dengan tunanetra. Tanyakan bantuan seperti apa yang bisa diberikan.
"Itu dua kunci penting. Mau diterapkan di mana pun. Entah itu bertemu konteks profesional. Itu yang paling mudah. Apa yang bisa dibantu, bagaimana cara membantu," kata Tolhas.
Bila sudah melewati komunikasi tersebut, Tolhas menyebutkan, interaksi akan berjalan dengan mulus dan tak ada salah paham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.