Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IGI Ingatkan Mendikbud Libatkan Banyak Pihak Susun Cetak Biru Pendidikan

Kompas.com - 25/12/2019, 11:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Ikatan Guru Indonesia, Muhamamd Ramli Rahim meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lebih jeli dan proposional saat melibatkan komponen pendidikan untuk menyusun cetak biru pendidikan.

Kemendikbud perlu melibatkan organisasi-organisasi guru besar yang sudah memiliki anggota di seluruh Indonesia untuk membantu memberikan masukan.

"Jangan sampai yang dilibatkan justru adalah kelompok-kelompok kecil yang kelihatan gaungnya besar. Padahal pengaruhnya di lapangan tidak begitu besar dan jangkauan nya pun sangat sempit," ujar Ramli saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/12/2019).

Libatkan banyak pihak

Ia menyebutkan Kemendikbud sebaiknya melibatkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Indonesia, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, dan lainnya.

Ramli menekankan, Kemendikbud perlu mendefinisikan istilah-istilah guru-guru dalam cetak biru pendidikan. Hal itu perlu untuk mencegah masyarakat salah tafsir dalam program Merdeka Belajar yang disusun pemerintah.

Baca juga: Pengamat: Cetak Biru Pendidikan Mesti Sesuai Turunan UU Pendidikan

"Jangan sampai definisi-definisi itu parsial definisi-definisi itu tidak utuh dan kemudian banyak orang membuat tafsir yang salah atau berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh pemerintah saat ini," ujarnya.

Ramli menyebutkan cetak biru pendidikan perlu disusun untuk mengantisipasi perubahan jaman dan menyiapkan anak-anak bangsa untuk bersaing dalam kompetisi global yang semakin ketat.

Cetak biru dan Merdeka Belajar

 

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim meminta waktu enam bulan untuk menyiapkan blue print sistem pendidikan Indonesia.

Ia menilai sistem pendidikan Indonesia tak bisa disiapkan secara terburu-buru.

Blue print untuk ke mana ini arah pendidikan sudah dibuat tapi ini tidak bisa tergesa-gesa ya. Membutuhkan benar-benar (waktu) karena kita sudah banyak materi, riset, tapi harus dikemas suatu strategi,” kata Nadiem dalam acara temu media di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (23/12/2019).

Dalam waktu enam bulan ke depan, Nadiem berharap blue print sistem pendidikan Indonesia sudah selesai di tahap draft.

Nadiem menyebutkan, konsep Merdeka Belajar yang baru diluncurkan adalah salah satu bagian dari blue print sistem pendidikan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com