Kisah Perjuangan Husein dari UGM, Berprestasi dari Kursi Roda

Kompas.com - 26/12/2019, 15:05 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masuk kuliah di kampus ternama pasti jadi impian banyak mahasiswa. Namun, bagaimana bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan fisik? Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa penyandang disabilitas.

Seperti kisah inspiratif ini. Dikutip dari  Harian Kompas, 4 Desember 2019, salah satu alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) penyandang disabilitas ini menceritakan pengalaman semasa kuliah.

Bagi mahasiswa difabel, kuliah bukanlah hal yang mudah. Selain harus mampu mengatasi rasa minder dengan teman, mereka juga harus menyiasati fasilitas kampus yang belum ramah pada mereka.

Muhammad Fahmi Husein (22) adalah lulusan dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi UGM Yogyakarta, dan telah diwisuda 20 November 2019 lalu.

Naik tangga digendong teman

Saat datang ke kampus untuk sebuah urusan, Rabu (27/11/2019), ia bercerita mengenai perjuangannya untuk kuliah jauh lebih berat daripada mahasiswa lain pada umumnya.

Setiap hari, anak sulung dari empat bersaudara pasangan Murtandlo dan Anik Marwati itu diantar dengan mobil ke kampusnya.

Baca juga: Anak Pedagang Sayur Berhasil Kuliah di Amerika, Ini Kisahnya

Ketika mobil tiba di tempat parkir, teman-teman kuliahnya yang sangat baik siap membantu menggendong Fahmi turun dari mobil dan mendudukkannya di atas kursi roda.

Teman-temannya lantas mendorong kursi roda Fahmi melintasi jalan di Departemen Teknik Elektro dan Informatika Sekolah Vokasi UGM.

Setiba di gedung jurusan kuliah, Fahmi menemui kendala. Sebab, kuliahnya diadakan di lantai dua dan tiga. Tetapi teman-temannya ternyata siap menggotongnya dari lantai satu.

"Kami selalu melewati 32 anak tangga untuk satu lantai. Memang gedung di Sekolah Vokasi belum punya fasilitas memadai untuk pengguna kursi roda," ucap Fahmi.

"Tidak ada lift untuk ke lantai atas. Katanya karena gedung ini gedung tua dan cagar budaya, sulit untuk diubah," imbuh Fahmi.

Tak bisa berjalan sejak kelas 4 SD

Akan tetapi, fasilitas kampus yang belum ramah pada difabel itu hanya satu halangan. Sebab, Fahmi juga harus bergulat mengatasi rasa minder yang menghampirinya sejak ia terkena penyakit yang membuat otot kakinya melemah saat lulus SD.

Alumnus D3 Prodi Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi ini mengidap Duchne Muscular Distropy (DMD) yang membuatnya tak mampu berjalan sejak kelas 4 SD.

"Aku sempat enggak mau sekolah. Terus ayah dan ibu mendorong aku untuk tetap melakukan hal yang aku suka, yakni mendesain mobil," cerita Fahmi.

Banyak prestasi

Urusan desain-mendesain, Fahmi sama saja dengan orang yang fisiknya normal. Bahkan yang membanggakan, ia mampu mencatat banyak prestasi meski dengan keterbatasan itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau