Program ini adalah strategi membuat koleksi buku di pojok baca ruang kelas SMPN 4 Tenggarong terasa selalu baru. Program ini dilaksanakan setiap Jumat pagi selepas para siswa melakukan senam pagi.
Dikoordinir masing-masing pengurus kelas, para siswa setiap kelas menukarkan koleksi buku bacaan di pojok-pojok baca kelas dengan kelas lainnya.
Misalnya, kelas VIIA bertukar koleksi buku dengan kelas VIIB, VIIC bertukar dengan VIIIA, IXA dengan IXB dan seterusnya.
Program SIMAK atau Sinergi Interaksi Memantau Aktif Pembelajaran di Kelas dipandang sebagai terobosan supervisi pembelajaran yang selama ini terasa kaku.
Agus Suparmanto ingin supervisi bersifat lebih humanis, ada kesetaraan antara dia dengan gurunya karena tujuan supervisi menurutnya adalah pembinaan.
Baca juga: Pohon Natal Persatuan Thamrin Libatkan 1.000 Siswa SD Tarakanita
“Yang konvensional, biasanya guru dipanggil, kemudian kepala sekolah membuat check list dan menilai guru yang sedang mengajar. Itu membuat ada jarak antara guru dan kepala sekolah,” ujar Agus.
Untuk itu, Agus mengadakan supervisi dengan cara team teaching atau mengajar bersama.
“Ini agak ribet sebenarnya dibandingkan kita melakukan supervisi konvensional, karena kita lihat dulu perencanaan mengajarnya, kita lakukan simulasi bersama, kemudian kita lakukan mengajar bersama di kelas. Hanya perubahan dalam pembelajaran lebih terlihat nyata,” katanya lagi.
Dia sering menemukan antara RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) para guru tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Ada juga guru yang hanya mengajar di kelas. Siswa tidak diajak langsung belajar di kehidupan nyata.
“Jadi waktu pembelajaran IPA tentang tumbuhan itu, saya minta guru untuk langsung mengkoneksikan dengan kehidupan nyata. Akhirnya RPP kami ubah bersama sama. Pada waktu praktik, anak-anak pergi ke kebun sekolah, langsung mengidentifikasi tumbuhan, mengelompokkan berbagai macam tumbuhan, misalnya berdasarkan daunnya yang menyirip, sejajar, melengkung dan sebagainya,” ujarnya.
Inisiatif yang dilakukan kepala sekolah kini sudah bisa dilihat hasilnya. Para guru semakin termotivasi menerapkan pembelajaran aktif. Pajangan hasil karya siswa juga sudah bertebaran di semua kelas.
Perubahan yang terjadi di sekolah ternyata membuat orangtua siswa yang bergabung dalam paguyuban kelas bersemangat membantu program-program sekolah.
Orangtua dilibatkan sekolah mulai dari menyusun perencanaan, pelaksanaan, sampai melakukan evaluasi program sekolah.
Mereka yang sebelumnya tidak pernah terlibat dalam program sekolah, kini sudah terlibat aktif.
Mulai dari pembuatan pojok baca kelas, taman membaca, sampai menanam pohon untuk menata keasrian sekolah. Termasuk membantu menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif untuk anak-anaknya di kelas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.