Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tanda Anak Membutuhkan Les Tambahan Usai Sekolah

Kompas.com - 12/01/2020, 20:01 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Kehadiran guru privat bisa membuat anak lebih bebas menanyakan tentang konsep yang tak dipahaminya, ketimbang menanyakannya di tengah banyaknya teman di kelas.

Saat anak memiliki keleluasaan ungkapkan masalah dan menemukan solusi, diharapkan proses belajar menjadi lebih efektif.

“Saat anak memahami konsep yang sebelumnya tak ia mengerti, maka anak akan merasa senang, menjadi lebih percaya diri untuk pergi ke sekolah, sehingga ia menjadi murid yang lebih aktif di sekolah,” tutur Goldblatt.

3. Sering lupa PR

Saat anak kerap lupa mengerjakan PR sekolah, bisa jadi beban akademis anak sudah melebihi kemampuannya. Bisa juga, anak memerlukan pembimbing untuk mengatur waktu belajar.

Menetapkan jadwal les bisa menjadi cara mengajarkan anak disiplin mengerjakan PR, mengulang pelajaran yang ia dapatkan di sekolah, hingga berupaya memahami mata pelajaran sulit.

Baca juga: Jangan Takut Kuliah Jurusan Matematika, Ini Penjelasan...

Tak hanya anak, dengan adanya guru les, orangtua juga dituntut untuk bisa mengatur waktu, yakni kapan anak bermain dan belajar.

4. Kesibukan orangtua

Proses belajar semestinya terjadi di dua tempat yakni di rumah dan di sekolah. Artinya, di rumah orangtua juga memiliki “tugas” untuk membantu anak lebih memahami apa saja yang ia pelajari di sekolah.

Namun, tak bisa dimungkiri kesibukan bekerja membuat banyak orangtua tidak bisa turut andil menemani anak belajar. Atau, bisa pula orangtua tidak mampu memahami semua jenis mata pelajaran, sehingga tidak bisa maksimal membantu anak kerjakan PR sekolah.

“Jika orangtua tidak punya waktu atau pengetahuan tentang mata pelajaran atau proyek sekolah yang sulit, guru les bisa menjadi ide bagus untuk mempertahankan hingga meningkatkan prestasi anak,” kata Goldblatt.

Baca juga: 5 Cara agar Anak Menyukai Pelajaran Sains

Goldblatt menambahkan, memanggil guru les juga bisa menurunkan kemungkinan terjadinya konflik di keluarga, seperti “omelan” saat nilai turun serta anak menjadi stres. “Bila berkaitan dengan masalah akademis, yang perlu dilakukan orangtua adalah mencari solusi.”

5. Anak sulit fokus

Anak-anak yang mengalami gangguan fokus, disleksia, atau masalah pemrosesan visual harus berjuang lebih keras dalam memahami pelajaran ketimbang teman-temannya.

Bisa jadi inilah yang membuat nilai anak tak capai target.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com