KOMPAS.com- Bekerja di perusahaan multinasional bisa menjadi salah satu impian para mahasiswa semester akhir, bahkan bagi mereka yang telah memulai karier.
Seperti namanya, perusahaan multinasional merupakan perusahaan asing yang menjalankan bisnisnya dan memiliki kantor di sejumlah negara dengan jangkauan kerja internasional.
Tak jarang, para pegawai berprestasi di jenjang tertentu dapat ditempatkan di kantor pusat atau kantor cabang di luar negeri. Inilah salah satu alasan yang membuat perusahaan multinasional menjadi incaran banyak pelamar kerja, di samping penawaran gaji yang tinggi.
Namun, selain bahasa Inggris, sejumlah perusahaan multinasional kini juga mengharapkan lulusan atau calon pegawai menguasai bahasa lain. Penguasaan bahasa tersebut membuat calon pegawai menjadi nilai lebih yang meningkatkan kemungkinan untuk diterima.
Baca juga: Beasiswa Turki 2020 Dibuka, Tawaran Full Beasiswa untuk S1, S2 atau S3
Berdasarkan laman resmi Rencanamu.id, berikut lima bahasa yang dianggap sangat mempengaruhi peluang mahasiswa saat akan berkarier di dunia bisnis internasional.
Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa nasional di kawasan Uni Emirat Arab (UEA) seperti Abu Dhabi dan Dubai. Bahasa Arab juga digunakan di 27 negara di Timur Tengah yang sektor bisnisnya kini berkembang pesat berkat kekayaan minyak bumi.
Dubai misalnya, kawasan yang kini dipenuhi gedung pencakar langit modern menawarkan banyak lapangan kerja bagi tenaga kerja asing, mulai dari sektor maskapai hingga pariwisata. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik, maka salah satu bahasa yang perlu dikuasai untuk bekerja di Dubai ialah bahasa Arab.
Tak hanya Dubai, menguasai bahasa Arab juga bisa menjadi tiket masuk perusahaan dari negara-negara bersangkutan.
Selain bahasa Inggris, bahasa Mandarin menjadi bahasa kedua yang perlu dikuasai saat akan melamar kerja di sejumlah negara, seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, Thailand, serta Malaysia.
Bahkan, pesatnya bisnis asal Tiongkok di Indonesia membuat bahasa Mandarin kini dibutuhkan saat kamu melamar ke sejumlah perusahaan.
Tak sekadar untuk berkomunikasi, menguasai bahasa Mandarin dianggap mampu menumbuhkan kedekatan emosional dengan pebisnis lain. Menguasai bahasa Mandarin akan memberikan kamu nilai lebih ketimbang calon pegawai lain yang tak menguasai bahasa ini.
Dari industri teknologi hingga otomotif, Jepang masih menjadi pemain bisnis dominan, terutama di Indonesia. Kesempatan diterima bekerja di perusahaan yang dipimpin langsung oleh orang-orang dari negeri Sakura akan lebih terbuka bila kamu menguasai bahasa Jepang.
Pasalnya, orang-orang Jepang sangat bangga akan bahasanya. Itulah mengapa, banyak pebisnis Jepang yang tak begitu mahir berbahasa Inggris. Jadi, saat ada calon pegawai dari negera lain yang menguasai bahasa Jepang, mereka akan sangat senang.
Baca juga: Dunia Kerja 2022: Daftar 10 Pekerjaan yang Diminati dan Ditinggalkan
Perusahaan sangat menghargai usaha para calon pegawai yang bisa berbahasa Jepang walau hanya sekadar bahasa percakapan.
Jerman merupakan negara eksportir ketiga terbesar setelah Amerika Serikat dan China di industri otomotif, permesinan, bahan kimia, bahkan menjadi negara pionir green energy. Sejumlah perusahaan asal Jerman kini menjalani bisnis di Indonesia.