Pahami 4 Tes Kompetensi Bahasa yang Biasa Digunakan untuk Beasiswa Luar Negeri

Kompas.com - 14/01/2020, 19:42 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sistem pendidikan, peluang karier, hingga kondisi hidup yang dinilai lebih baik membuat sejumlah mahasiswa berupaya untuk mengajukan beasiswa ke luar negeri.

Kesempatan beasiswa kini semakin banyak dan beragam, tak hanya datang dari pihak universitas, namun juga diadakan oleh banyak perusahaan hingga organisasi filantropi.

Di tengah banyaknya tawaran beasiswa, tentu ada serangkaian syarat dan tes masuk untuk menguji kelayakan kita sebagai calon mahasiswa penerima beasiswa.

Salah satu tes yang wajib diikuti ialah tes bahasa asing. Tak hanya tes bahasa Inggris, jenis tes bahasa asing bisa berbeda sesuai dengan negara tujuan kuliah. Berikut jenis tes bahasa asing untuk beasiswa dirangkum dari Rencanamu.id.

1. TOEFL dan IELTS

TOEFL dan IELTS merupakan sebuah tes untuk mengukur kemampuan bahasa inggris. Perbedaannya terletak pada jenis bahasa inggris yang diujikan.

IELTS biasanya digunakan oleh institusi pendidikan di negara-negara Britania Raya, Australia, dan Selandia baru yang menggunakan bahasa Inggris Britania atau British English.

Baca juga: Beasiswa Penuh S2 dan S3 Taiwan Disertai Tunjangan Hidup

Sementara TOEFL diselenggarakan Educational Testing Service (ETS) di Amerika Serikat menggunakan bahasa Inggris dengan "format" Amerika.

Tes IELTS terbagi ke dalam empat kategori yaitu Speaking, Writing, Reading, dan Listening dengan skor tertinggi yang bisa dicapai adalah 9. Sedangkan TOEFL terbagi atas Listening Comprehension, Grammar Structure and Written Expression, Reading Comprehension, Writing, dan Speaking.

Selain kategori tadi, TOEFL juga memiliki beberapa jenis tes yakni Paper Based Test (PBT), Internet Based Test (IBT), Computer Based Test (CBT), dan Institutional Testing Program (ITP).

2. TOPIK

Seiring populernya dunia K-Pop, mendapatkan beasiswa ke Korea menjadi impian sejumlah mahasiswa. Namun, sebelum melangkahkan kaki di negeri ginseng, calon mahasiswa akan menghadapi tes bahasa Korea bernama TOPIK.

Test of Proficiency in Korea (TOPIK) adalah ujian tertulis untuk mengukur kemampuan bahasa Korea dari orang yang tidak menggunakan bahasa Korea sebagai bahasa utamanya.

Tes TOPIK terbagi menjadi TOPIK-I dan TOPIK-II. TOPIK-I adalah ujian untuk tingkat pemula yang terdiri dari 2 sublevel dan 2 bagian yaitu Reading dan Listening. Jumlah soal pada TOPIK-I adalah 70 soal dengan durasi maksimal 100 menit.

Sementara itu TOPIK-II terdiri dari 4 sublevel dan 3 bagian yaitu Reading, Listening, dan Writing. Berbeda dengan TOPIK-I yang hanya memiliki 1 sesi ujian, TOPIK-II memiliki 2 sesi ujian.

Pada sesi pertama, peserta harus mengerjakan 50 soal pilihan ganda dan 4 soal essay dengan durasi 110 menit. Kemudian sesi selanjutnya berisi soal pemahaman bacaan yang terdiri dari 70 soal pilihan ganda dengan durasi 70 menit.

3. JLPT

Sama seperti TOPIK, JLPT digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa Jepang seseorang yang memiliki bahasa ibu selain bahasa Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melampaui Angka: Membangun Kualitas Pendidikan yang Bermakna

Melampaui Angka: Membangun Kualitas Pendidikan yang Bermakna

Edu
Beasiswa Bank KEB Hana bagi Mahasiswa S1 UGM, Ada Bantuan Rp 10 Juta

Beasiswa Bank KEB Hana bagi Mahasiswa S1 UGM, Ada Bantuan Rp 10 Juta

Edu
Dosen Unair Beberkan Cara Meningkatkan BUMdes lewat Desa Wisata

Dosen Unair Beberkan Cara Meningkatkan BUMdes lewat Desa Wisata

Edu
Gaji PNS Naik 2024, Lulusan SMA-S1 Kemenkumham Per Bulan Dapat Segini

Gaji PNS Naik 2024, Lulusan SMA-S1 Kemenkumham Per Bulan Dapat Segini

Edu
Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024: Prioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024: Prioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Edu
Kuliah Umum Unkris Angkat Peran Yayasan Pendidikan Lahirkan Alumni Berkualitas

Kuliah Umum Unkris Angkat Peran Yayasan Pendidikan Lahirkan Alumni Berkualitas

Edu
Pelajar Tak Tahu Kepanjangan MPR, Pakar Unesa: Rendahnya Pengetahuan Umum Jadi Bahan Refleksi

Pelajar Tak Tahu Kepanjangan MPR, Pakar Unesa: Rendahnya Pengetahuan Umum Jadi Bahan Refleksi

Edu
Kisah Yohanes, 3 Kali Dapat Beasiswa Pemerintah, ADEM hingga LPDP

Kisah Yohanes, 3 Kali Dapat Beasiswa Pemerintah, ADEM hingga LPDP

Edu
Kartu Ujian CPNS 2024 Belum Muncul? Ini yang Harus Dilakukan Pelamar

Kartu Ujian CPNS 2024 Belum Muncul? Ini yang Harus Dilakukan Pelamar

Edu
Menanti Kemajuan Pendidikan di Era Pemerintahan Prabowo

Menanti Kemajuan Pendidikan di Era Pemerintahan Prabowo

Edu
Apakah Sekolah Kedinasan Kemenkumham Poltekim-Poltekip Masih Ada? Ini Jawabannya

Apakah Sekolah Kedinasan Kemenkumham Poltekim-Poltekip Masih Ada? Ini Jawabannya

Edu
Jadwal Lengkap Ujian SKD dan SKB CPNS Kemenkumham 2024

Jadwal Lengkap Ujian SKD dan SKB CPNS Kemenkumham 2024

Edu
Konferensi Internasional Redea Institute Soroti Kepemimpinan Etis dan Masa Depan Pendidikan:

Konferensi Internasional Redea Institute Soroti Kepemimpinan Etis dan Masa Depan Pendidikan:

Edu
Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024, Psikolog: Terima Kekurangan Jadi Bagian dari Diri Kita

Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024, Psikolog: Terima Kekurangan Jadi Bagian dari Diri Kita

Edu
DPRD DKI Jakarta: Tahun 2025 Ada Rp 1,7 Triliun buat Sekolah Swasta-Negeri Gratis

DPRD DKI Jakarta: Tahun 2025 Ada Rp 1,7 Triliun buat Sekolah Swasta-Negeri Gratis

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau