KOMPAS.com - Guru berperan penting untuk mendidik murid secara akademik maupun non-akademik dalam rangka penyiapan sumber daya manusia di era Revolusi 4.0.
Pola pengajaran dengan metode STEAM (Science Technology Engineering Arts Mathematics) memerlukan guru yang terus mengembangkan diri.
"Selain fasilitas, tentunya gurunya. Gurunya pun harus terupdate dengan kondisi perkembangan ekonomi digital, perkembangan revolusi 4.0, dan perkembangan teknologi itu sendiri," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Inovasi dan Riset Nasional, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam acara Education 4.0 di Jakarta Intercultural School (JIS), Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Dengan mengikuti perkembangan ekonomi dan teknologi, guru akan lebih memahami seputar Revolusi 4.0. Guru yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang Revolusi 4.0 akan bisa menularkan pengetahuan ke murid secara lebih baik.
"Intinya dimulai di SDM, fasilitas dan gedung ini adalah pendukung," tambahnya.
Ia juga meminta guru-guru untuk mengikuti pelatihan ulang tentang metode pengajaran STEAM.
Baca juga: Benarkah Peran Guru Tidak Akan Terganti pada Era Revolusi Industri 4.0?
Head of School Jakarta Internasional School (JIS), Dr. Tarek Razik mengatakan, guru-guru di Indonesia perlu memiliki gairah (passion) untuk mengajar dan kepedulian kepada murid dalam berperan sebagai guru di masa Revolusi 4.0.
Sebagai guru, keinginan untuk belajar sepanjang masa juga diperlukan.
"Ingatlah untuk selalu berpikir terbuka, selalu mencoba untuk mengembangkan diri," ujar Dr. Tarek kepada Kompas.com di JIS.
Menurutnya, guru tak selalu harus memiliki uang dan sumber daya pengajaran untuk dapat mendidik murid. Ia menekankan, guru mesti memiliki semangat kepedulian untuk mendidik dalam hatinya.
"Jika kamu peduli dengan apa yang kamu kerjakan, kamu akan melakukan yang terbaik untuk para murid," jelasnya.