Pemenang "Guru Terbaik Dunia" Ajak Perkuat Seni dalam Kelas, Kenapa?

Kompas.com - 17/01/2020, 09:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Andria Zafirakou, pemenang "Guru Terbaik Dunia" yang diadakan Varkey Foundation pada tahun 2018, mendorong sekolah-sekolah untuk kembali memperkuat pendidikan dan keterampilan seni di dalam kelas

Zafirakou sendiri meluncurkan sebuah program "Artists in Residence" yang bertujuan untuk meningkatkan mata pelajaran kreatif dengan menghubungkan para profesional atau praktisi seni dengan sekolah-sekolah di daerah-daerah miskin. 

Ia memandang kurangnya biaya pendidikan seni di sekolah dapat membahayakan keterampilan anak-anak dalam mengembangkan kemampuan sosial.

Jam dan guru seni terus menurun

Sebagai guru seni, Zafirakou tentunya memahami betul pentingnya seni dalam pendidikan.

Dilansir dari World Economic Forum (WEF), di negara asal Zafirakou, Inggris, pembiayaan pendidikan untuk seni terus menurun. Data menurut Kementerian Pendidikan Inggris, antara 2010 dan 2018 jumlah jam mengajar seni di sekolah menengah Inggris turun 23 persen dan jumlah guru seni turun 22 persen.

Baca juga: 3 Syarat Pendidikan Karakter Berjalan Efektif

Dan sebuah laporan oleh Institut Kebijakan Pendidikan menemukan proporsi anak usia 15 hingga 16 tahun yang mempelajari mata pelajaran seni di Inggris telah jatuh ke level terendah dalam beberapa dekade.

“Saya ingin meningkatkan aspirasi murid untuk pekerjaan di industri kreatif dan mempersiapkan mereka untuk pekerjaan di masa depan,” kata Zafirakou.

Ia menyampaikan, “Saya ingin seni menjadi dasar untuk ini. Program ini membawa seniman dari semua bidang ke sekolah dan memungkinkan siswa untuk melihat sisi dunia yang lebih menggairahkan.”

Tidak tergantikan mesin

Setelah dimulai di London, program ini akan diperluas ke Newcastle, Manchester dan Poole, Dorset, dan ada rencana untuk mengimplementasikannya di sekolah-sekolah Skotlandia dan Wales.

Laporan Future of Jobs dari World Economic Forum justru keterampilan humaniora seperti kreativitas, orisinalitas, pemikiran kritis, kemampuan persuasi, dan negosiasi menjadi kebutuhan yang meningkat nilainya memasuki Era Revolusi Industri 4.0.

 

Di tengah kemajuan teknologi yang membentuk ulang dunia kerja kita, penguatan pendidikan seni dalam kelas diharapkan dapat menginspirasi siswa dan anak muda.

"Masa depan adalah tentang kreativitas," kata Simon Schama, sejarawan seni yang terlibat dalam proyek ini. "Ini adalah inti (pendidikan) yang tak tergantikan yang tidak akan diganti oleh mesin."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau