Najwa Shihab: Pustakawan Seharusnya Diisi Anak Muda

Kompas.com - 24/01/2020, 18:01 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis


KOMPAS.com - Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab mengatakan profesi pustakawan seharusnya diisi oleh anak muda. Anak muda dinilai relevan dengan segala dinamika perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan teknologi untuk mengubah image perpustakaan.

“Re-branding image perpustakaan tidak bisa lepas dari eksistensi pustakawan,” jelas Najwa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Peran anak muda di Indonesia tercatat dalam beberapa peristiwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Baca juga: Pustakawan Masa Kini Harus Mampu Layani Kebutuhan Milenial

Pertama, adalah peristiwa Sumpah Pemuda. Jauh sebelum proklamasi dibacakan para anak muda dari seluruh Indonesia telah meleburkan dirinya dalam satu kesepakatan.

Kedua, peristiwa Rengasdengklok sebelum proklamasi dibacakan Soekarno-Hatta. Yang ketiga adalah peristiwa 98, anak muda kompak bersatu menurunkan rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun.

“Bangsa ini perlu anak muda. Mereka punya kekuatan, energi, waktu, belajar, dan berani gagal. Berani melakukan trial and error. Semangat untuk belajar. Kuat dalam penguasaan teknologi. Dan perpustakaan amat penting untuk men-support anak muda,” pungkasnya.

 

Jadi Duta Baca Indonesia

Najwa Shihab kembali menjadi Duta Baca Indonesia (DBI) untuk kali kelima. Pada tahun ini, Najwa Shihab bertugas untuk kembali membumikan literasi informasi secara masif ke seluruh penjuru nusantara, khususnya ke generasi muda.

Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengatakan berbagai indikator kegemaran membaca masyarakat Indonesia menunjukkan kegemaran membaca masyarakat Indonesia semakin meningkat.

Perhatian masyarakat dan pemerintah daerah semakin meningkat, yang terlihat dari maraknya kegiatan literasi di seluruh daerah di Indonesia.

"Kami sungguh mengapresiasi atas semua kinerja Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia yang sangat banyak mengubah wajah pengembangan literasi di Indonesia saat ini. Perpusnas kini lebih banyak dikenal, salah satunya berkat karena Mbak Najwa," ungkap Syarif Bando dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Sambut Era Society 5.0, Perpusnas Tingkatkan Kompetensi Pustakawan

Syarif Bando menyinggung pentingnya literasi di generasi muda, karena esensi literasi diperlukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

“Inovasi-inovasi lahir dengan membaca, perbedaan petani mangga yang membaca dengan yang tidak membaca terlihat dari hasil panennya. Jika dalam sekali panen petani tersebut memanen banyak mangga, maka itu adalah petani yang membaca dan menemukan rekayasa genetika tanaman mangga dari buku yang dibacanya,” jelas Syarif Bando.

Duta Baca Indonesia merupakan program Perpustakaan Nasional RI yang menampilkan sosok inspiratif untuk menjadi motivator dalam membangkitkan kegemaran membaca dan mengampanyekan pembudayaan kegemaran membaca melalui berbagai media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau