5 Kesalahan Ini Buat Mahasiswa Sulit Dapat Pekerjaan

Kompas.com - 28/01/2020, 20:43 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nilai IPK tinggi dari perguruan tinggi ternama akan membuat CV kamu mudah "dilirik". Namun, di tengah ketatnya persaingan bisnis, ada penilaian lain yang membuat mahasiswa pintar bisa tersaingi oleh kandidat lain.

Melansir Rencanamu.id, kasus mahasiswa dengan nilai IPK tinggi namun tak beruntung saat melamar kerja sangat mungkin terjadi. Alasannya bukan karena kompetensi, melainkan akibat sejumlah kesalahan.

Berikut sejumlah kesalahan yang bisa membuat mahasiswa sulit mendapatkan pekerjaan.

1. Pasang standar gaji terlalu tinggi

Dari hasil observasi ke bagian SDM dan pemimpin perusahaan, Rencanamu menyimpulkan bahwa hampir semua perusahaan menetapkan gaji yang sama untuk fresh graduate, tanpa pandang IPK atau prestasi di kampus.

Baca juga: Sederet Hobi Ini Dapat Membuat Mahasiswa Mudah Cari Kerja

Jadi, kalau pelamar memasang standar gaji yang lebih tinggi dan memilih tidak mau bernegosiasi hanya karena nilai IPK tinggi, kemungkinan akan lebih sulit diterima bekerja.

Menetapkan gaji di atas rata-rata bisa membuat kamu kalah saing dengan kandidat dengan IPK yang tak jauh beda namun bersedia negosiasi.

2. Pengalaman magang kurang berkesan

Selama magang mungkin kamu akan diminta scan dokumen, membungkus goodie bag, atau diminta mendokumentasikan kegiatan perusahaan. Walau terkesan "receh", namun pengalaman magang adalah pintu gerbang untuk mendapat pekerjaan.

Bisa jadi, pekerjaan "receh" tersebut adalah cara perusahaan menilai komitmen kamu terhadap suatu pekerjaan yang diberikan, apapun jenisnya.

Kalau saat magang kamu sudah menolak pekerjaan yang kamu anggap terlalu “sepele” dan memberi kesan buruk, bisa jadi perusahaan tak akan memberi rekomendasi baik. Sebaliknya, jika kamu cekatan saat magang, perusahaan tak akan segan menawarkan posisi lowong saat kamu lulus nanti.

3. "One man show"

Kamu mungkin tipe yang sangat hebat dalam mengerjakan tugas kampus, tetapi bila menyangkut pekerjaan kantor, kamu tak bisa "one man show" alias bekerja sendirian.

Biasanya kemampuan bekerja sama ini akan dinilai melalui sesi interview dan psikotes. Orang yang tak bisa diajak bekerja sama umumnya rentan timbulkan konflik, sehingga berpotensi ditolak oleh perusahaan.

4. Komunikasi buruk

Walaupun super pintar, ada orang yang kemampuan komunikasinya buruk, seperti kata-kata yang tidak "disaring" saat menanggai, suka memaksakan pendapat, dan lebih senang bertengkar ketimbang menerima pendapat yang tak sejalan.

Sama seperti poin sebelumnya, kemampuan berkomunikasi juga bisa dinilai pada saat wawancara kerja atau psikotes.

Baca juga: 7 Skill Ini Perlu Dimiliki Mahasiswa agar Mudah Dapat Kerja

Singkatnya, sebaik apapun hasil pekerjaanmu, komunikasi yang buruk bisa membuat performa dinilai minus.

5. Perilaku di media sosial

Tak kalah penting, di era digital pihak HRD atau SDM kerap mengecek media sosial milik calon karyawan.

Di media sosial, orang cenderung menjadi diri sendiri, maka dengan cara itulah perusahaan melihat bagaimana sikap asli kamu dalam bersosialisasi.

Banyak perusahaan yang enggan menerima karyawan yang kerap mengujar kebencian, SARA, maupun berkata kasar di media sosial. Sebab, perilaku ini bisa saja terjadi di dunia nyata dan menyebabkan konflik di tempat kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau