5 Manfaat Bermain Sambil Belajar bagi Anak Usia Dini

Kompas.com - 04/02/2020, 17:44 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Perlu diketahui, anak usia 3 hingga 6 tahun atau usia PAUD lebih sering suka bermain

Namun jangan salah, materi pendidikan anak usia dini itu memang diarahkan untuk bermain sambil belajar. Melalui metode bermain sambil belajar ini diharapkan dapat mendukung anak untuk tumbuh serta mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya.

Melalui bermain pula, anak dapat menemukan hal baru. Mereka bisa bereksplorasi, meniru, dan mempraktikan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun ketrampilan untuk menolong dirinya sendiri.

Baca juga: 4 Manfaat Orangtua Dampingi Anak Belajar, Yakni...

Dirangkum dari laman Ruang Guru PAUD Kemdikbud RI, berikut manfaat bermain bagi anak usia dini yang wajib diketahui orangtua:

1. Pengenalan perasaan

Pengenalan perasaan termasuk untuk perkembangan emosi. Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif.

Dari bermain itu pula juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup.

2. Pengenalan tentang orang lain

Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Dengan bermain bisa jadi sarana yang paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap egosentrisme.

Barmain dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa sosialisasi anak. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku prososial seperti menunggu giliran, kerja sama, saling membantu, dan berbagi.

3. Pengenalan berbagai gerak

Manfaat dari pengenalan ini untuk membantu memaksimalkan perkembangan fisik. Bermain dapat memacu perkembangan perseptual motorik pada beberapa area, yaitu:

Baca juga: Orangtua, Ini 8 Tips Mendampingi Anak Belajar Ujian Nasional 2020

  • Koordinasi mata-tangan atau mata-kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secara visual, melempar, menangkap, menendang.
  • Kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkat, berguling-guling, merayap dan merangkak.
  • Kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang.
  • Manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk memulai, berhenti, mengubah petunjuk.

4. Komunikasi berkembang

Dengan bermain, dapat jadi alat untuk belajar kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan mereka.

Disamping itu, melalui komunikasi anak bisa berinteraksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.

Baca juga: 4 Alasan Orangtua Perlu Temani Anak Belajar

5. Keterampilan berfikir

Materi keterampilan berpikir merupakan materi yang diberikan sebagai tujuan untuk mengembangkan aspek kognitif anak. Selama bermain, anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka.

Dengan bermain, tentu dapat jadi sarana menyediakan kerangka kerja anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau