KOMPAS.com - Universitas Pertamina bekerja sama dengan sejumlah politeknik di Indonesia untuk merevitalitasi kurikulum pendidikan vokasi. Penyiapan program studi (baru) juga menjadi sasaran kerja sama antara Universitas Pertamina dan politeknik untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia.
Rektor Universitas Pertamina Prof Akhmaloka, Phd mengatakan, kerja sama tersebut juga dilakukan bersama PT Pertamina. Adapun kerja sama dilakukan lantaran memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang perminyakan dan gas bumi.
"Kami sudah punya beberapa MOU dengan beberapa politeknik setempat. Itu tidak hanya di Balikpapan tapi juga di beberapa kilang karena Pertamina sedang memperbaharui kilang-kilang menjadi modern," kata Prof Akhmaloka seusai acara Dies Natalies Universitas Pertamina ke-4 di Jakarta.
Baca juga: Rektor Universitas Pertamina: Jumlah Lulusan STEM di Indonesia Masih Kalah Jauh dari China dan India
Adapun sejumlah politeknik yang bekerja sama dengan Universitas Pertamina di daerah Balikpapan, Cirebon, Bontang, Samarinda, dan Cilacap. Kebutuhan sumber daya manusia nantinya akan diarahkan lebih terampil dan berkualitas tinggi.
"Jadi kami kerja sama dengan pendidikan vokasi yang ada di sana. Kami harapkan merevitalisasi prodi-prodi yang mungkin terkait dengan kita (Universitas Pertamina) untuk tenaga kilang," ujar Prof. Akhmaloka.
Adapun kerja sama juga dilakukan untuk menyiapkan prodi baru di politeknik. Prof Akhmaloka menyebutkan, pihak Universitas Pertamina juga sedang melakukan akreditasi.
"Kalau terakreditasi B institusi boleh membuka prodi baru sendiri, jadi itu bisa lebih memudahkan," tambah Prof Akhmaloka.
Menurutnya, konsep pendidikan vokasi kan bisa menyesuaikan kebutuhan di masa-masa tertentu.
Adapun politeknik yang bekerjasama dengan Universitas Pertamina adalah STT Migas Balikpapan, Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Negeri Balikpapan, Politeknik Negeri Cilacap, dan Akamigas Balongan.
Prof. Akhmaloka mengatakan, lulusan program studi (prodi) vokasi yang berkualifikasi siap bekerja dan berkontribusi di tengah masyarakat semestinya banyak mengisi proporsi sumber daya manusia (SDM) unggul yang akan menjadi bonus demografi.
Ia menilai revitalisasi pendidikan vokasi perlu menjadi arus utama pendidikan tinggi.
"Namun, tentu tidak berarti meniadakan SDM unggul dari kalangan akademisi dan peneliti," kata Prof Akhmaloka.
Baca juga: 31 Maret 2020, Universitas Pertamina Akan Wisuda Sekitar 200 Mahasiswa Angkatan Pertama
Menurutnya, kebutuhan pekerja terampil yang pada tahun 2030 diprediksi akan menjadi jumlah mayoritas penduduk Indonesia. Namun, tentu harus ada pula kalangan yang memiliki kemampuan akademik untuk melakukan penelitian dan inovasi teknologi baru.
"Oleh sebab itu, SDM unggul yang memiliki keterampilan siap kerja dihasilkan melalui pendidikan vokasi," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.