KOMPAS.com - Ada empat kompetensi perlu dimiliki siswa di era Revolusi Industri 4.0 agar keberadaannya di dunia kerja tidak mudah tergantikan komputer dan mesin.
Kompetensi tersebut kerap disebut dengan 4C yakni critical thinking dan problem solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), creativity (kreativitas), communication (komunikasi), serta collaboration (kolaborasi).
Untuk mengasah kompetensi komunikasi dan berpikir kritis terkait persoalan bangsa, siswa-siswi SMA National High Jakarta School (NHJS) menggelar acara “Jakarta Model Parliament” yang berlangsung di NHJS, Jakarta pada Sabtu-Minggu (1-2/2/2020).
Kegiatan tersebut menyimulasikan badan pemerintah yang ada di Indonesia untuk membahas sejumlah isu, layaknya sidang DPR RI. Penyelenggaraan murni dilakukan siswa, mulai dari perencanaan hingga eksekusi, termasuk mengundang sekolah lain sebagai partisipan.
"Para siswa-siswi menyimulasikan model rapat Parlemen Indonesia dengan membahas sejumlah isu," kata Andhika Tirtawisata yang juga merupakan siswa kelas 12 di NHJS.
Andhika menjelaskan, acara ini berlangsung layaknya para anggota parlemen yang tengah rapat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Peserta saling berdebat dan mempertahankan pendapatnya untuk kepentingan partai atau daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
Adapun isu dibahas antara lain keamanan Papua, vaksinasi, kesehatan mental, pendidikan, ibu kota baru, dan artificial intelligence (AI). Di mana isu-isu tersebut juga dibahas di sejumlah komisi, yakni komisi III DPR, komisi IX DPR, kabinet presidensial Indonesia (PRESCAB), dan DPD RI.
“Total akan ada ada 8 isu yang akan dibahas, setiap komite akan menghasilkan 2 resolusi,” kata Andhika.
Selain melatih kemampuan berdebat, Andhika menuturkan acara ini juga ditujukan untuk melatih siswa berani berbicara tentang ide, dan berpikir kritis terkait persoalan bangsa.
"Kita mengajak para siswa untuk berpartisipasi aktif dalam berpolitik. Karena kalangan
muda biasanya kurang peduli terhadap politik,” imbuhnya.